“Kebaikan tak selalu berdiri di panggung; kadang ia bekerja paling kuat dari tempat yang tak terlihat.”
Hari ini saya bertemu dengan Ibu Liely, sosok lembut dan rendah hati yang menjadi kekuatan di balik berkembangnya Botanica.
Meski banyak orang mengenal beliau sebagai istri dari Pak Chandra, saya melihat jauh lebih dari itu—beliau adalah perempuan yang memancarkan ketenangan, ketekunan, dan kebijaksanaan yang terasa dalam setiap kalimatnya.
Kami berbincang tentang banyak hal: tentang storytelling, tentang dampak sosial media, tentang bagaimana nilai hidup bisa disebarkan tanpa harus tampil berlebihan. Dan tentu saja, tentang Botanica, ruang hidup yang beliau bangun bersama suami dengan jiwa dan hati.
Botanica memang unik.
Ia bukan sekadar pusat perbelanjaan, tetapi ruang bertemu antara alam, rasa, budaya, dan pengalaman. Dari musholanya yang modern dan menenangkan, area hijaunya yang terasa menyembuhkan, hingga tenant kuliner yang bukan hanya lezat tetapi juga memanjakan mata—semua terasa dirancang untuk menyentuh perasaan pengunjung, bukan sekadar memenuhi kebutuhan mereka.
Yang membuat saya terkesan adalah cara Ibu Liely memandang perannya.
Beliau tidak ingin menonjol. Tidak ingin mendorong personal branding. Beliau lebih memilih berkarya dalam diam.
Namun saya percaya, nilai hidup beliau dan Pak Chandra terlalu berharga untuk tidak dibagikan. Disiplin, kerja keras, cara memimpin, cara berpikir, hingga rasa syukur dalam setiap langkah—semua itu bisa menjadi energi baik bagi ribuan orang di luar sana.
Saya sampaikan kepada Ibu Liely, “Kebaikan yang dibagikan akan memperpanjang umur keberkahan.”
Masya Allah, dari obrolan itu lahirlah sebuah langkah kecil namun bermakna—menggunakan Instagram untuk menyebarkan nilai, bukan sekadar konten.
Hari ini hadir lebih dari lima orang dari tim beliau, semuanya bersemangat untuk menyalakan gerakan kebaikan ini karena benar, kebaikan tidak harus tampil di panggung.
Dan hari ini, dari balik layar, langkah itu mulai mengalir.
