Dalam perjalanan hidup yang penuh warna, kita seringkali merasa terhempas ke dalam apa yang kita sebut sebagai “titik terendah.”
Namun, dalam perjalanan mengenal dan memahami apa yang diajarkan dalam Metanoiac Self Healing saya merenungkan kembali kata titik terendah ini.
Mungkinkah apa yang kita anggap sebagai titik terendah itu sebenarnya adalah “titik ternikmat”?
Ketika masalah datang bertubi-tubi, kita merasa terpuruk dan tak berdaya. Kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang negatif, seolah tak ada lagi harapan. Namun, sadarkah kita bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang tersembunyi? Ya, akan selalu ada hikmahnya.
Maka akhirnya saya mengubah cara pandang saya. Hari ini, saya mengatakan pada diri yang lemah ini, alih-alih menganggap setiap masalah sebagai musibah, saya akan terus melihatnya sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang.
Saya yakin dan tidak ragu sedikitpun Allah tidak pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Setiap kesulitan adalah ujian yang akan menguatkan kita.
Seperti firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Taghabun: 64:11)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 94:6)
Jangan biarkan diri kita terlarut dalam kesedihan dan keputusasaan. Mari kita syukuri setiap nikmat yang Allah berikan, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
Bismillah, di setiap titik kehidupan, selalu ada hikmah yang bisa kita petik. Ingatlah, ini bukan titik terendah, tapi ini adalah titik ternikmat dalam hidup saya.
Semoga segala titik ternikmat ini memberikan makna dan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan dalam hidup.
