14.6 C
New York
Kamis, Oktober 9, 2025

Buy now

spot_img

Menulis, Beradaptasi, dan Melangit Bersama Sales Academy

Pagi itu, ruang audio chat Sales Academy kembali ramai. Suara hangat Teh Indari Mastuti terdengar lantang, penuh semangat seperti biasa. Beliau bukan hanya berbicara soal menulis, tapi tentang hidup, tentang bagaimana menjadikan tulisan sebagai jalan keberdayaan dan sumber rezeki.

“Teman-teman, kalau mau bertahan di dunia penulisan, jangan setengah hati,” katanya tegas. Kalimat itu seolah mengetuk kesadaran kami. Teh Indari kemudian menyebut dua buku yang wajib dibaca: Writing Innovation dan Melangit. Di situlah, katanya, tertuang kisah dan strategi bagaimana ia bisa konsisten selama 18 tahun berkarya di dunia literasi. Ia bahkan menyebut nama Ummi Aleya, salah satu penulis yang sudah bersama sejak 2014 dan kini mampu menghasilkan puluhan juta per bulan berkat disiplin dan kesungguhan.

Suasana obrolan terasa akrab, tetapi penuh energi. Kami yang mendengarkan merasa disentuh oleh semangatnya, bahwa menulis bisa menjadi profesi yang menjanjikan, asal dilakukan dengan tekad dan kerja nyata.

Lalu Teh Indari melanjutkan dengan topik yang sangat menarik: AI Versity. “Kita harus beradaptasi dengan zaman,” ujarnya. Dunia digital dan kecerdasan buatan kini tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Melalui AI Versity, para penulis diajak belajar memanfaatkan teknologi untuk mendukung kreativitas. Ada sistem fee untuk karya terbaik di kategori Quotes, Artikel, dan Kisah. Setiap penulis yang karyanya terpilih mendapatkan penghargaan finansial sekaligus kesempatan membangun personal branding dengan mengunggah hasilnya di media sosial.

“Kalau sudah dapat fee, jangan diam saja,” katanya sambil tertawa kecil. “Posting di IG atau WA Story, biar orang tahu kalau menulis juga bisa menghasilkan!” Kami semua tertawa, tapi dalam hati mengangguk, betul juga, menulis zaman sekarang bukan hanya soal berkarya, tapi juga soal tampil percaya diri di dunia digital.

Bagian berikutnya yang tak kalah penting adalah strategi promosi. Teh Indari menjelaskan bagaimana WA Marketing dan IG Marketing bisa menjadi senjata ampuh bagi penulis. Ia mengingatkan agar postingan di media sosial tak sekadar foto atau status acak, tapi harus mengandung storytelling yang relevan dengan karya. Misalnya, ketika menulis buku Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi, jangan ragu untuk membagikan potongan kisah atau pesan moral dari buku tersebut. “Dua paragraf saja cukup, asal punya makna,” ujarnya.

Selain itu, Teh Indari juga menyinggung soal offline selling melalui Gerakan Literasi Islami. Kini para penulis Inskrip didorong untuk turun langsung ke sekolah-sekolah dan komunitas, memperkenalkan buku-buku mereka sekaligus menginspirasi orang lain. Bahkan, beliau membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak, dari pelaku UMKM, komunitas sosial, hingga brand skincare yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan literasi bertajuk Women Support Women.

Yang paling saya kagumi dari Teh Indari adalah cara berpikirnya yang selalu strategis. Ia menekankan pentingnya smart work,  bekerja dengan efektif dan efisien. Ia menceritakan bagaimana kini seluruh rapatnya terpusat di Sales Academy agar tak menguras energi dengan banyak pertemuan. Bahkan, rumahnya kini menjadi pusat kegiatan literasi, lengkap dengan percetakan dan toko buku mini. “Daripada saya ke kantor orang lain, lebih baik mereka yang datang ke rumah saya,” ujarnya ringan.

Dari sesi audio chat itu, saya belajar banyak. Bahwa menjadi penulis bukan hanya soal menulis dengan baik, tetapi juga tentang manajemen diri, adaptasi teknologi, dan keberanian memasarkan diri. Dunia literasi kini bukan lagi ruang sunyi, tapi panggung luas bagi siapa saja yang mau bergerak.

Teh Indari menutup sesi dengan pesan yang membekas:

“Teman-teman, tuliskan tiga action plan yang akan kalian lakukan mulai hari ini. Karena ide tanpa tindakan, hanya akan jadi wacana.”

Kalimat itu menancap kuat di benak saya. Dan hari itu juga, saya menuliskan tiga hal di buku catatan kecil: menulis dengan disiplin, belajar AI untuk mendukung karya, dan mulai aktif mempromosikan tulisan di media sosial.

Satu sesi audio chat, tapi dampaknya luar biasa. Bukan hanya membuka wawasan, tapi juga menyalakan semangat baru untuk terus menulis, beradaptasi, dan melangit bersama Sales Academy.

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles