Hari ini menjadi momen bersejarah di kantor Indscript.
Podcast perdana kami resmi dimulai—sebuah langkah kecil yang insya Allah akan menjadi pijakan besar untuk menyongsong 10 tahun mendatang di dunia literasi.
Kami percaya, dunia penulisan itu dinamis. Karena itu, persiapan menyambut dekade berikutnya harus dilakukan sejak sekarang.
Teknologi akan menjadi mitra utama penulis, salah satunya AI yang bisa menjadi partner dalam brainstorming, riset, hingga mempercepat proses kreatif.
Buku pun tak lagi berhenti pada bentuk cetak. Masa depan literasi ada pada multi-format—podcast, audiobook, video interaktif, hingga konten naratif yang menyentuh banyak kalangan.
Kami juga memandang bahwa indie publisher akan semakin kuat, memberi keleluasaan bagi penulis untuk lincah berkarya, sekaligus menjadikan buku sebagai “black card” yang membangun kredibilitas, jejaring, dan pengaruh.
Lebih dari itu, kami melihat bahwa buku-buku Islami akan menjadi kebutuhan mendesak di era penuh hiruk-pikuk ini.
Buku yang menenangkan, memberi arah, dan mengingatkan pada Allah, akan semakin dicari. Salah satunya seperti Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi, yang menjadi respon nyata atas kebutuhan tersebut.
Dan di tengah perjalanan panjang ini, para penulis Indscript kami siapkan bukan hanya sebagai penulis, tetapi juga sebagai coach, influencer, sekaligus penggerak komunitas.
Podcast ini adalah salah satu ikhtiar kami untuk menghadirkan penulis-penulis yang mampu bertahan, terus berkarya, dan menginspirasi lintas generasi.
Karena literasi bukan sekadar menulis. Literasi adalah warisan. Dan Indscript hadir untuk memastikan warisan itu tetap hidup hingga 10 tahun ke depan, bahkan lebih.
