Infoindscript.com – Rangkasbitung, 02 Oktober 2025
Tunanetra adalah istilah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan, penyandang tunanetra biasanya akan merasakan dampak nyata dalam menjalani hidup sehari-hari. Salah satu hambatan bagi penyandang tunanetra adalah kesulitan dalam melakukan mobilitas sehingga tidak mampu untuk membaca dan menulis. Jika kebanyakan orang dapat mengenali lingkungannya dengan penglihatan, maka cara untuk mengenali lingkungan sekitar bagi penyandang tunanetra dengan menggunakan panca indra lainnya. Seperti perasaan, perabaan, atau penciuman.
Namun agar dapat melakukan orientasi dengan baik, dibutuhkan proses melalui latihan. Proses latihan itu sangat baik bagi seorang penyandang tunanetra, agar mereka dapat menjalani kehidupannya sehari-hari. Meski memiliki keterbatasan dalam penglihatan.
Apa yang Dimaksud dengan Tunanetra?
Tunanetra adalah ketidak mampuan seseorang untuk melihat, baik secara total maupun sebagian. Tunanetra adalah kategori penyandang disabilita sensorik, orang yang mengalami gangguan pada fungsi panca indera. Dalam hal tersebut, tunanetra adalah gangguan dalam panca indera penglihatan. Tunanetra adalah individu yang tidak memiliki penglihat sama sekali (buta total), hingga mereka yang memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa yang berukuran 12 poin dalam kondisi cahaya normal. Meskipun dibantu dengan kacamata, tunanetra adalah mereka yang memiliki kombinasi hampir kurang dari 0,3 (60/200) atau memilliki tingkat kelainan fungsi penglihatan yang lebih tinggi.
Klasifikasi Tunanetra
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tunanetra adalah kondisi ketidak mampuan untuk melihat. Baik secara total ataupun sebagian, bahkan jika dengan bantuan alat bantu penglihatan. Tunanetra adalah ketidak mampuan untuk melihat dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama:
1. Low Vision (Penglihatan Rendah)
Low vision adalah individu yang memiliki kerusakan penglihatan, tetapi masih bisa memiliki kemampuan untuk melihat dan membaca dengan bantuan alat bantu atau pencahayaan yang memadai. Individu low vision masih mampu membaca tulisan dengan menggunakan kaca pembesar, mereka juga memerlukan pencahayaan yang lebih baik untuk membantu dalam melihat objek dengan jelas.
2. Buta Total (Blind)
Buta total adalah ketidak mampuan untuk melihat sama sekali, ini berarti individu yang tergolong buta total tidak memiliki persepsi visual sama sekali. Bahkan jika menggunakan alat bantu atau maksimal pencahayaan, kriteria untuk diklasifikasikan sebagai buta total dapat bervariasi berdasarkan standar medis dan hukum di berbagai negara. Namun biasnya berkaitan dengan ketajaman penglihatan yang rendah, atau hilangnya penglihatan secara menyeluruh.
Faktor Penyebab Tunanetra
Tunanetra adalah kondisi ketidak mampuan untuk melihat, baik secara total maupun sebagian. Bahkan jika dengan bantua alat bantu penglihatan, penyebab tunanetra bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi geografis, usia, status sosial, ekonomi, dan penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kondisi tersebut.
1. Infeksi atau Keracunan
Infeksi atau keracunan dapat menjadi penyebab tunanetra, baik secara langsung maupun tidak langsung. Infeksi yang terjadi pada ibu selama kehamilan, atau keracunan yang dialami oleh ibu hamil dapat berdampak pada janin dan menyebabkan gangguan pada mata atau pembuluh darah mata.
2. Penyakit atau Kondisi Medis
Beberapa penyakit atau kondisi medis dapat menyebabkan tunanetra, penyakit seperti glaukoma (peningkatan tekanan dalam mata), katarak (keruhnya lensa mata), dan penyakit lain yang berdampak langsung pada mata sehingga menyebabkan gangguan penglihatan.
3. Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan, jika tidak ditangani dengan baik. Vitamin A memiliki peran penting dalam regenerasi sel-sel mata yang rusak.
4. Faktor Keturunan (Herediter)
Beberapa kondisi tunanetra dapat bersifat herediter, artinya bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Misalnya, glaukoma yang dapat memiliki komponen genetik yang meningkatkan risiko terjadinya pada individu keturunan.
5. Kecelakaan atau Trauma
Kecelakaan atau trauma pada mata seperti luka, terkena benda tajam, bahan kimia, atau beturan keras dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan.
Fasilitas yang Dibutuhkan Penyandang Tunanetra
Penyandang tunanetra menghadapi sejumlah hambatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama akses terhadap informasi, pendidikan, dan lingkungan yang inklusif. Oleh karena itu, mereka memerlukan sejumlah fasilitas yang dapat membantu mereka mengatasi hambat-hambatan tersebut dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Beberapa fasilitas yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas adalah sebagai berikut:
1. Buku Braile dan Materi Tertulis Khusus
Penyandang tuna netra membutuhkan akses kepada buku dan materi tertulis dalam format Braile. Buku Braile adalah bentuk tulisan berbasis sentuhan yang memungkinkan untuk mereka membaca dan mengakses informasi.
2. Teknologi Pendidikan Khusus
Teknologi berperan penting dalam memfasilitasi pendidikan penyandang tunanetra, komputer dengan perangkat lunak khusus untuk mengubah teks menjadi suara. Perangkat pembaca layar dan perangkat lunak untuk pembelajaran khusus adalah contoh teknologi yang dapat membantu mereka mengakses informasi dan belajar
3. Aksesbilitas di Lingkungan Fisik
Fasilitas fisik yang ramah untuk penyandang tunanetra sangat penting, ini termasuk aksesbilitas di gedung-gedung publik dan fasilitas umum. Seperti trotoar yang jelas, tangga dengan tanda dan tekstur yang jelas, serta pengaturan ruangan yang memudahkan navigasi.
Penutup:
Tunanetra adalah seseorang disabilitas yang mengalami gangguan fungsi penglihatan secara total atau sebagian, sehingga tidak dapat melihat secara fungsional. Klasifikasi meliputi buta total, dan low vision. Fasilitas yang dibutuhkan meliputi alat bantu seperti tongkat putih, alat pembaca khusus, huruf Braile, serta lingkungan yang mendukung mobilitas dan aksesbilitas. Fasilitas yang mendukung penyandang tunanetra dalam mengatasi hambata-hambatan yang mereka hadapi dan membantu untuk menjani kehidupan yang lebih mandiri, inklusif, dan produktif.