Hari ini menjadi momen bersejarah bagi Sekolah Perempuan Indonesia bersama Indscript Creative.
Kami memulai langkah kecil namun penuh makna: mendampingi para perempuan tangguh di Rumah Ruth—tempat di mana perempuan-perempuan dengan kehamilan tak diinginkan berjuang dalam kondisi rapuh, mencari harapan baru untuk kembali bangkit.
Kami percaya, literasi bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga obat jiwa dan sahabat perjalanan. Oleh karena itu, sebagai bentuk kasih dan dukungan, kami membawa “oleh-oleh” istimewa: deretan buku yang siap menemani perjuangan mereka, buku-buku ini ditulis oleh para penulis antologi Indscript Creative. Di antaranya:
1. Bangkit Setelah Runtuh
2. Berdamai Dengan Diri Sendiri
3. Thanks God
4. Bukan Cerita Biasa
5. No More Insecure
6. Aku Harus Tetap Kuat
Buku-buku ini bukan sekadar halaman yang berisi kata, melainkan cahaya yang akan menguatkan hati, mengingatkan bahwa rapuh bukan berarti kalah, dan runtuh bukan berarti berakhir.
Sekolah Perempuan Indonesia dan Indscript Creative berharap, melalui pendampingan ini para perempuan di Rumah Ruth dapat menemukan kembali keberanian, kekuatan, dan keyakinan bahwa masa depan tetap bisa dirajut dengan penuh harapan karena setiap perempuan berhak untuk bangkit, berhak untuk bermimpi, dan berhak untuk merasa bahwa dirinya berharga.
Sekolah Perempuan Indonesia Dampingi Perempuan di Rumah Ruth: Menguatkan, Menginspirasi, dan Menumbuhkan Harapan Baru
Sekolah Perempuan Indonesia (SPI) mengunjungi Rumah Ruth, sebuah rumah singgah yang menaungi belasan perempuan dengan kehamilan yang tak diinginkan.
Kondisi mereka tidaklah mudah—penuh dengan luka, air mata, dan pergulatan batin. Namun, di tengah kerapuhan itu, SPI hadir untuk menjadi sahabat, telinga yang mendengar, tangan yang merangkul, dan hati yang menguatkan.
Pada kesempatan ini, SPI tidak hanya membawa buku-buku inspiratif, tetapi juga berbagi pengalaman nyata dalam mendampingi perempuan yang sedang berada di masa sulit. Pesan utama yang dibawa adalah: setiap perempuan bisa bangkit, asalkan ia mau memperbaiki diri dan mengubah kebiasaan.
Metode pendampingan dilakukan dengan empat langkah sederhana namun berdampak:
1. Menyadari apa yang dirasakan saat ini.
2. Menentukan langkah yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik.
3. Menyusun tindakan nyata menuju perubahan positif.
4. Menumbuhkan rasa syukur dalam keseharian.
Dari langkah sederhana itu lahirlah kebiasaan baru: jurnaling syukur setiap pagi dan malam, membuat agenda harian, berolahraga, menjaga shalat dan bacaan Al-Qur’an, serta meniupkan afirmasi positif kepada janin yang dikandung.
Momen paling menggetarkan terjadi ketika para ibu diajak berbicara kepada janin mereka—meniupkan doa, cinta, dan afirmasi positif. Air mata pun berjatuhan, menghadirkan suasana penuh haru sekaligus penuh harapan.
“Masya Allah, luar biasa. Kami percaya, setiap perempuan berhak menjadi lebih kuat, lebih hebat, lebih baik, dan lebih taat,” ujar tim Sekolah Perempuan Indonesia.
SPI berkomitmen untuk terus hadir, menjadi bagian dari perjalanan perempuan-perempuan Indonesia agar mereka mampu bangkit dan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan kepada Allah.