Sejak tahun 2015, di lingkungan wilayah Indscript Creative dan Sekolah Perempuan rutin digelar kegiatan Pilah Sampah setiap Minggu pagi.
Bukan sekadar memilah sampah, kegiatan ini menjadi ajang gotong royong bersama anak-anak.
Masya Allah, luar biasa sekali. Anak-anak yang dulu ikut sejak awal, kini sudah beranjak remaja dan duduk di bangku SMA.
Lalu, saat mereka besar generasi berikutnya mengisi jadi team gotong royong pilah sampah. 10 tahun dengan dua generasi pemilah sampah kalangan anak-anak.
Bukan sekadar memilah sampah, kami mendampingi mereka bertumbuh misal tidak membolehkan bicara kasar, disiplin menggunakan gadget, hingga membangun kekompakan.
Hasilnya sungguh terasa. Anak-anak yang terbiasa memilah sampah sejak kecil menjadi pribadi yang terurus, patuh, dan minim terkontaminasi perilaku negatif.
Masya Allah, Alhamdulillah pasukan kecil kami terus bertumbuh dengan baik. Mereka jarang berbicara kasar, terbiasa membuang sampah pada tempatnya, disiplin, dan lebih nurut kepada orang tua maupun pembina.
Dari sini kami belajar bahwa sampah ternyata bisa membentuk karakter. Ketika seseorang terbiasa memilah sampah, itu bukan sekadar soal lingkungan, tapi juga soal EQ (Emotional Quotient)—membentuk pribadi yang lebih sabar, peduli, dan bertanggung jawab.
Tak heran, mereka yang memiliki kebiasaan baik ini justru lebih mudah diajak berkolaborasi dan dipercaya menjadi partner dalam banyak hal.
Karena bagi sebagian orang, sampah hanyalah sesuatu yang dibuang. Namun di tangan anak-anak ini, memilah sampah menjadi jalan mencerdaskan sekaligus membentuk generasi berkarakter mulia.
