Masya Allah, hari ini kami berkesempatan berkunjung ke Yayasan Babussalam—sebuah lembaga pendidikan yang menaungi sekolah formal dari SD, SMP, hingga SMA, dengan total murid sekitar 370 orang.
Bagi saya pribadi, ini terasa begitu istimewa. Tahun 2017 saya pernah memberikan training literasi kepada anak-anak SMA di sini, dan Alhamdulillah hari ini Allah sambungkan kembali silaturahmi itu.
Dalam kunjungan ini, kami menyampaikan beberapa rencana kolaborasi. Pertama, menghadirkan kembali gerakan literasi menulis 370 murid dalam satu hari. Alhamdulillah, kami sedang menyiapkan standar khusus untuk materi ajar agar siapa pun dari komunitas kami dapat mengajar dengan kualitas yang sama. Dan menariknya, di Babussalam sudah ada seorang guru yang juga merupakan anggota aktif komunitas penulis kami. Beliaulah yang insyaAllah akan menjadi pengajar bagi murid-murid di sana.
Kedua, kami menawarkan kerjasama dalam tata kelola sampah terpilah, berkolaborasi dengan Sekolah Perempuan Indonesia dan Emak Pintar Indonesia. Sampah ini akan menjadi bentuk donasi yang hasilnya dapat digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan sosial, baik antar komunitas maupun antar sekolah.
Alhamdulillah, respon dari Kepala Sekolah dan tim guru sangat luar biasa positif. Inilah yang dalam Islam kita sebut ta’awun—gotong royong untuk kebaikan. Bukan sekadar mengandalkan rupiah, tapi bagaimana kita menemukan solusi-solusi baru untuk keberlangsungan sebuah gerakan.
InsyaAllah, dari sinergi ini akan lahir kebermanfaatan yang lebih luas. Karena ketika kita bergandengan tangan, selalu ada jalan Allah bukakan untuk kebaikan bersama.
