16.1 C
New York
Jumat, Oktober 10, 2025

Buy now

spot_img

Gerakan Tukar Sampah Perdana di Cihanjuang

Infoindscript.com – Bekasi, 6 September 2025

Sampah sering dianggap hanya sebagai limbah rumah tangga yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Namun di Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, muncul inisiatif baru yang memperlihatkan bahwa sampah bisa menjadi nilai yang berharga. Melalui Bazar Bersinar Phiesaw yang digelar Sabtu, 6 September 2025, warga diperkenalkan pada konsep sederhana yaitu sampah dapat ditukar dengan sembako.

Acara yang digagas oleh Bank Sampah Bersinar dan bersinergi dengan Paguyuban Hijau Emak-Emak Cisasawi ini berlangsung di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (Rumah Ruth). Kegiatan perdana tersebut menjadi langkah awal untuk membangun gerakan hijau yang lebih besar, sekaligus membuka mata masyarakat bahwa sampah tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dukungan Penuh dari Pemerintah Desa

Ibu Nia Kusmiati, istri Kepala Desa Cihanjuang sekaligus Ketua TP PKK, hadir dengan penuh semangat dalam acara perdana tersebut. Menurutnya, kondisi sampah di wilayah ini sudah melebihi kapasitas sehingga harus segera ditangani dengan gerakan bersama. Dengan adanya bank sampah yang telah berjalan, masyarakat perlu terus didorong agar memahami bahwa setiap jenis sampah memiliki nilai jual.

Kepala Desa Cihanjuang, Gagan Wirahma, S.IP mendukung penuh terhadap gerakan ini. Sebagai bentuk komitmen, pemerintah desa juga memberikan Surat Keputusan (SK) untuk Bank Sampah Phiesaw agar bisa beroperasi secara resmi. Program desa tidak berhenti di situ. Setiap enam bulan sekali, warga yang paling banyak mengumpulkan sampah di bank sampah akan mendapatkan penghargaan berupa uang tunai senilai Rp500.000,00. Langkah ini diharapkan mampu mendorong masyarakat semakin termotivasi dalam memilah dan mengumpulkan sampah.

Pengumpul sampah terbanyak dari Cihanjuang

Edukasi dari Bank Sampah Bersinar

Fifie Rahardja selaku pendiri Bank Sampah Bersinar menyampaikan edukasi terkait jenis-jenis sampah yang memiliki nilai jual dalam kegiatan ini. Beliau menuturkan bahwa ada cara yang bisa dilakukan saat memilah sampah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Sebagai contoh, gelas plastik minuman kemasan ketika dijual utuh harganya lebih rendah dibanding saat bagian atasnya dipotong.

Bank Sampah Bersinar telah berdiri sejak tahun 2014. Berbekal pengalaman dalam belasan tahun, BSB telah melakukan berbagai kegiatan positif di masyarakat. Sebagai contoh, mengadakan pelatihan, bazar, lomba, dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Selain itu, Fifie Rahardja dengan totalitasnya dalam mengelola sampah telah mendapatkan beberapa penghargaan di berbagai kategori seperti lingkungan hidup dan entrepreneur.

Peran Ibu-Ibu dalam Kegiatan Ini

Paguyuban Hijau Emak-Emak Cisasawi mengambil peran sentral dengan mengajak ibu-ibu rumah tangga sebagai motor penggerak. Sebelum acara, panitia sudah melakukan sosialisasi ke warga terdekat agar hadir. Sebagai pemicu semangat, 50 orang pertama yang datang diberikan minyak goreng gratis. Langkah kecil ini menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan konsep sampah bernilai pada warga Cihanjuang.

RW Binaan sebagai Contoh Nyata

Saat ini sudah ada dua RW di Cihanjuang yang menjadi binaan gerakan hijau. RW 8 membangun lubang biopori di salah satu gang sebagai upaya mengolah sampah organik menjadi kompos alami. Sedangkan RW 10 menjalin kerja sama dengan Bening Saguling, yayasan yang bergerak pada pelestarian Sungai Citarum dan pemberdayaan masyarakat. Kedua contoh ini memperlihatkan bahwa solusi pengolahan sampah bisa dimulai dari tingkat komunitas kecil dan diterapkan sesuai kebutuhan warga.

Bank Sampah Phiesaw sendiri kini menjalin kolaborasi dengan Bank Sampah Bersinar (BSB). BSB sudah berpengalaman dalam pengelolaan dan edukasi tentang pemilahan sampah. Bahkan BSB memiliki warung agar memudahkan warga menukar langsung sampah dengan sembako. Konsep ini yang kemudian bisa diadaptasi agar warga Cihanjuang lebih mudah melihat nilai nyata dari sampah yang terkumpul.

Rumah Ruth sebagai Lokasi Acara

Acara perdana ini berlangsung di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan atau Rumah Ruth, sebuah lembaga yang mendampingi anak-anak dengan pengalaman khusus seperti kehamilan tidak diinginkan. Meski fokus utama kegiatan adalah gerakan hijau, keberadaan Rumah Ruth memberi makna karena tempat ini identik dengan pemulihan, konseling, dan aktivitas positif bagi anak-anak binaannya.

Dukungan dari Sekolah Perempuan Indonesia

Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari Indari Mastuti, pendiri Sekolah Perempuan Indonesia. Menurutnya, perempuan memiliki peran penting dalam menumbuhkan kebiasaan memilah sampah rumah tangga pada anggota keluarganya. Sinergi antara ibu rumah tangga,komunitas dan organisasi sosial diharapkan mampu membawa perubahan nyata.

Sekolah Perempuan yang berada di bawah naungan Indscript Creative siap bersinergi. Selama ini, Indari sudah menerapkan pemilahan sampah di rumah maupun di lingkup bisnis. Sampah organik dijadikan kompos, sementara sampah kering ditabung di bank sampah atau disalurkan secara sukarela ke pemulung. Kolaborasi dengan Bank Sampah Bersinar juga sudah dilakukan beberapa kali, sehingga pengalaman itu dapat memperkuat gerakan positif selanjutnya.

Pola yang dijalankan Sekolah Perempuan Indonesia cukup sederhana. Setiap alumni, anggota komunitas, maupun peserta pertemuan tatap muka diajak membawa sampah yang sudah terpilah. Sampah yang terkumpul disalurkan ke Bank Sampah Bersinar, lalu hasilnya digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan sosial.

Dana yang diperoleh dari pemilahan sampah ini dialihkan untuk kegiatan nyata seperti pelatihan literasi bagi UMKM agar mampu memasarkan produk secara efektif, cara berkomunikasi lebih profesional, dan meraih keuntungan maksimal. Selain itu, kegiatan sosial juga berjalan melalui pendampingan komunitas dengan menghadirkan mentor-mentor dari kalangan alumni yang memiliki keahlian dan profesi beragam.

Penutup

Gerakan tukar sampah di Cihanjuang menjadi langkah awal menuju perubahan besar. Dari sebuah bazar sederhana, masyarakat diperlihatkan bahwa sampah bisa ditukar dengan sembako, bahkan bisa menjadi sumber dana tambahan. Dukungan pemerintah desa melalui SK Bank Sampah Phiesaw, apresiasi warga melalui partisipasi aktif, serta sinergi Bank Sampah Bersinar dan Sekolah Perempuan Indonesia, membentuk fondasi kokoh bagi keberlanjutan program ini.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkenalkan pada warga bahwa sampah memiliki nilai jual. Tidak bisa dilihat sebelah mata, sampah dapat diolah bahkan dijual untuk menambah pemasukan keluarga. Dengan adanya dukungan pemerintah desa, PKK, Bank Sampah Bersinar, dan komunitas lokal diharapkan gerakan ini memiliki potensi untuk berkembang lebih luas.

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles