infoindscript.com – Grobogan, 1 September 2025
Di era media sosial seperti sekarang, kita sering kali tanpa sadar terjebak dalam pusaran perbandingan. Layar ponsel kita dipenuhi dengan pencapaian gemilang orang lain: teman yang baru lulus cumlaude, kenalan yang bisnisnya melejit, atau bahkan influencer yang hidupnya tampak sempurna. Tanpa kita sadari, perasaan “insecure”—merasa tidak cukup atau kurang—mulai menggerogoti. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa keluar dari jebakan ini dan kembali fokus pada hal yang paling penting: diri kita sendiri?
Perasaan insecure tidak datang begitu saja. Ia adalah hasil dari kebiasaan kita membandingkan diri dengan orang lain—bukan hanya pencapaian, tapi juga penampilan, kekayaan, bahkan kebahagiaan. Ketika kita terus-menerus melihat puncak keberhasilan orang lain, kita lupa bahwa kita sedang berdiri di tengah-tengah sebuah proses. Kita melihat hasil akhir tanpa pernah melihat jatuh bangun, kegagalan, dan kerja keras di baliknya. Padahal, setiap cerita sukses adalah cerita tentang perjuangan.
Kenali dan Akui Perasaanmu
Langkah pertama untuk mengatasi perasaan insecure adalah dengan mengenali dan mengakuinya. Tidak ada yang salah dengan merasa tidak aman sesekali. Itu adalah respons alami otak kita terhadap informasi yang kita terima. Daripada menolaknya atau merasa malu, coba tanyakan pada diri sendiri: “Mengapa aku merasa insecure? Apakah karena aku melihat postingan seseorang yang baru saja membeli rumah baru?”
Mengakui perasaan ini bukan berarti kita menyerah. Sebaliknya, ini adalah langkah awal untuk mengambil kendali. Setelah kita tahu akar masalahnya, kita bisa mulai mengelola respons kita.
Cintai Proses, Bukan Sekadar Hasil Akhir
Kita sering mengagumi seseorang karena hasil akhirnya: buku yang laku jutaan eksemplar, perusahaan yang bernilai miliaran, atau medali emas olimpiade. Namun, jarang sekali kita merayakan proses di baliknya. Padahal, justru di dalam proses itulah pertumbuhan sejati terjadi.
Mencintai proses berarti kita menghargai setiap langkah kecil yang kita ambil. Ketika Anda memulai bisnis baru, jangan hanya fokus pada target keuntungan. Hargai setiap proses belajar—mulai dari membuat logo pertama, berinteraksi dengan pelanggan pertama, hingga mengatasi masalah pengiriman. Ketika Anda sedang belajar hal baru, rayakan setiap bab buku yang berhasil Anda selesaikan, atau setiap kali Anda berhasil memecahkan soal yang sulit.
Proses adalah guru terbaik. Ia mengajari kita ketekunan, kesabaran, dan kreativitas. Hasil akhir mungkin bisa berubah, tapi keterampilan dan karakter yang terbentuk selama proses akan selamanya menjadi milik Anda.
Fokus pada Jalur Sendiri
Setiap orang memiliki jalur hidup yang berbeda. Ada yang memulai karier lebih cepat, ada yang baru menemukan passion di usia 40-an. Membandingkan jalur Anda dengan jalur orang lain sama tidak adilnya dengan membandingkan apel dengan jeruk.
Alih-alih terus melihat ke samping, cobalah fokus ke depan dan ke belakang. Lihatlah seberapa jauh Anda sudah melangkah. Mungkin setahun yang lalu Anda masih bingung harus memulai dari mana, tapi hari ini Anda sudah mengambil langkah pertama. Itu adalah pencapaian yang patut dirayakan! Jadikan diri Anda di masa lalu sebagai satu-satunya tolok ukur.
Kurangi ‘Racun’ Digital
Sadarilah bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali adalah versi yang sudah diedit dan disempurnakan. Di balik foto liburan yang sempurna, ada kemungkinan kelelahan, stres, atau bahkan masalah pribadi. Jangan biarkan ilusi di layar membuat Anda merasa minder.
Jika perlu, coba lakukan detoks media sosial atau batasi waktu Anda berselancar. Manfaatkan waktu luang itu untuk melakukan hal-hal yang benar-benar membuat Anda bahagia dan produktif, seperti membaca buku, berolahraga, atau berkumpul dengan orang-orang terdekat. Lingkungan digital yang lebih sehat akan berdampak besar pada kesehatan mental Anda.
Bangun Ritual Positif
Membangun kebiasaan positif setiap hari bisa menjadi perisai ampuh melawan perasaan insecure. Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti menulis jurnal bersyukur setiap pagi, menetapkan target kecil yang bisa Anda capai setiap hari, atau merenungkan satu hal baik yang terjadi pada Anda hari itu. Ritual-ritual ini membantu menggeser fokus dari apa yang kurang pada diri Anda menjadi apa yang sudah Anda miliki dan apa yang sedang Anda perjuangkan.
Pada akhirnya, hidup bukan tentang siapa yang lebih cepat sampai, tapi tentang siapa yang menikmati perjalanannya. Setiap langkah Anda, sekecil apa pun, adalah bagian dari cerita unik yang hanya Anda yang bisa tulis. Jadi, hentikan perbandingan, nikmati setiap tantangan, dan cintai prosesmu sendiri—karena di situlah kebahagiaan dan kepuasan sejati ditemukan.