Infoindscript.com – Jepara, 12 Agustus 2025
Urusan mendidik anak memang tidak boleh dikesampingkan. Apalagi ada banyak sekali pola asuh yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah fafo parenting. Orang tua harus pandai memilih dan memilah gaya pengasuhan yang cocok diterapkan dilingkungan keluarga dan cocok untuk anak itu sendiri.
Artikel kali ini akan membahas tentang pola asuh fafo parenting, dimana istilah ini pertama kali muncul dari AAVE yang merupakan kependekan dari African American Vernacular English. Simak ulasannya sebagai berikut.
Apa itu Fafo Parenting dan Konsepnya
Fafo parenting, gaya pengasuhan ini berfokus pada melatih kemampuan anak untuk belajar langsung dari pengalaman tanpa adanya intervensi dari orang tua secara berlebihan. Konsep dasarnya adalah anak belajar dari pengalaman.
Sebagai contoh ketika anak dinasehati untuk bangun pagi agar tidak terlambat sekolah. Namun, anak tak kunjung bangun. Pada akhirnya anak terlambat masuk sekolah. Nah, disini anak belajar menanggung konsekuensi dari apa yang dipilihnya. Bangun terlambat dan pada akhirnya anak terlambat masuk sekolah.
Pada intinya gaya pengasuhan ini, orang tua tidak terlalu ikut campur atau menasehati anak secara terus menerus akan tetapi membiarkan anak belajar dari konsekuensi perbuatannya. Perlu diketahui orang tua, bahwa pola asuh ini tidak bisa diterapkan secara sembarangan dan harus disesuaikan dengan kemampuan, usia dan karakter anak.
Pendiri The Secure Child Center For Families and Children mengatakan bahwa fafo parenting ini bisa diterapkan ke anak ketika konsekuensi dari tindakan yang dilakukan anak tidak membahayakan diri mereka juga orang lain.
Meskipun orang tua tidak terlalu ikut campur, orang tua tetap harus melakukan pengawasan terhadap tindakan dan keputusan anak. Tidak lepas tangan secara total. Selain itu juga gaya pengasuhan ini tidak bisa diterapkan pada setiap anak. Jadi orang tua harus melihat dan mengawasi jika hendak menerapkan pola asuh ini. Apakah bisa atau cocok diterapkan ke anak atau tidak.
Adapun yang menjadi ciri khas dari pola asuh fafo parenting itu sendiri adalah minimnya larangan, akan tetapi tetap bertanggung jawab. Anak diberi kebebasan untuk memilih namun, harus siap dengan konsekuensi dari pilihannya tersebut.
Selanjutnya adalah agar orang tua tidak terburu-buru dalam melindungi atau menolong anak saat anak melakukan kesalahan. Dari sini anak belajar mandiri dalam membuat keputusan dan mencari solusi dengan tepat.
Dengan menerapkan fafo parenting orang tua akan terhindar dari over parenting yang bisa membuat hubungan anak dengan orang tua semakin renggang. Disini orang tua tidak perlu mengatur dan tidak memberi banyak arahan.
Kelebihan dan Kekurangan Fafo Parenting
Sama dengan jenis pola asuh lainnya, fafo parenting juga memiliki sisi kelebihan dan juga kekurangannya. Berikut adalah salah satu kelebihan dari pola asuh fafo parenting.
- Membantu anak untuk belajar mandiri, menumbuhkan pola berpikir kritisnya dan juga melatih anak untuk belajar membuat keputusan sendiri tanpa harus selalu bergantung pada orang tua.
- Dapat mengurangi konflik antara anak dan orang tua karena tidak adanya intervensi secara berlebihan.
- Membuat anak jadi lebih tangguh dan paham akan konsekuensi, memahami sebab akibat dari perbuatannya dan belajar bertanggung jawab atas risiko yang diambil.
Adapun untuk kekurangan fafo parenting yang perlu diketahui orang tua yang ingin menjalankan pola asuh ini adalah
- Orang tua bisa dianggap cuek atau tidak peduli jika tidak berhati-hati dalam menerapkan pola asuh fafo parenting.
- Pola asuh ini tidak cocok untuk diterapkan pada anak usia dini.
- Tidak semua anak siap menjalani pola asuh ini karena anak harus belajar menghadapi konsekuensi dan bisa berisiko jika menghadapi situasi dan kondisi yang berbahaya.
- Bagi anak yang belum siap akan sulit untuk menerima pelajaran apa yang didapat dari keputusan dan tindakan yang diambilnya.
Tips Menerapkan Strategi Fafo Parenting pada Anak
Jika orang tua ingin menerapkan pola asuh fafo parenting, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan agar mudah dalam menjalankannya.
1.     Tentukan dan Fokus pada Konsekuensi yang Sesuai
Alih-alih memarahi anak, fafo parenting mengajarkan anak untuk fokus pada konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. Orang tua bisa memberitahu konsekuensi apa saja yang akan anak terima jika melakukan hal tersebut. Semisal anak sering makan telat atau bahkan tidak makan. Orang tua bisa bilang jika tidak makan atau sering makan telat perut bisa sakit atau terkena penyakit mag.
2.     Coba untuk Memecahkan Masalah secara Bersama-sama
Ketika anak mengalami masalah terus menerus dan berulang, cobalah untuk mendiskusikan bersama dan mencari solusi dari masalah tersebut. Semisal  anak sering lupa membawa buku Pelajaran atau peralatan sekolahnya, cobalah untuk membuatkan jadwal untuk menata buku dan alat sekolah di malam hari agar tidak ada buku atau peralatan sekolah yang terlewat.
3.     Ajak Anak untuk Berfikir Sebelum Bertindak
Sebelum melakukan sesuatu, orang tua bisa mengajak atau mengajari anak untuk berfikir atas konsekuensi apa saja yang akan ia dapatkan jika memilih keputusan A, B atau C.
4.     Buat Batasan secara Jelas dan Konsisten
Orang tua juga perlu menentukan batasan yang jelas dan konsisten dalam menerapkan batasan tersebut. Buat batasan yang sesuai dengan akal dan usia anak, sekiranya tidak membahayakan dan anak tidak keberatan dalam menjalaninya.
Kesimpulan
Fafo parenting sebuah pola asuh yang mendidik anak dengan mengajarkan tanggung jawab atas pilihannnya melalui proses pembelajaran atau pengalaman secara langsung. Meskipun demikian, pola asuh ini memiliki beberapa aturan seperti adanya pengawasan dan batasan yang disesuaikan dengan usia dan karakter anak serta berfokus pada pembelajaran bukan pembiaran.