Infoindscript.com-Bogor, 11 Agustus 2025
Menjadi bookfluencer berdampak bukan sekadar soal membagikan foto buku atau menulis ulasan singkat di media sosial. Di balik layar, seorang bookfluencer memegang peran penting sebagai penghubung antara penulis, buku, dan pembaca yang haus akan wawasan baru.
Melalui konten yang autentik dan penuh makna, para bookfluencer dapat membangkitkan gairah literasi, mendorong terciptanya diskusi, serta menginspirasi banyak orang untuk kembali mencintai dunia membaca. Lalu, bagaimana caranya agar peran ini tidak hanya viral sesaat, tetapi benar-benar dapat memberi perubahan positif? Artikel ini akan membahas lima cara menjadi bookfluencer berpengaruh, bukan hanya viral sesaat.
Peran Penting Seorang Bookfluencer
Bookfluencer bukan sekadar pembaca yang rutin tampil di media sosial. Mereka berperan sebagai jembatan antara buku dan pembaca yang lebih luas. Perannya meliputi:
- Mempromosikan literasi dengan cara yang kreatif dan menarik.
- Mengenalkan karya penulis yang mungkin belum banyak dikenal publik.
- Mengajak diskusi dan berpikir kritis melalui ulasan dan refleksi dari isi buku.
- Membangun komunitas literasi yang saling mendukung dan menginspirasi.
Dengan peran ini, bookfluencer dapat menjadi motor penggerak perubahan positif di dunia literasi, bukan sekadar pengumpul likes dan followers.
Lima Cara menjadi Bookfluencer yang Berdampak
Berikut ini lima langkah bagi kamu yang ingin menjadi bookfluencer yang membawa perubahan bukan sekadar viral:
-
Pahami Tujuanmu Sebagai Bookfluencer
Sebelum mulai membagikan konten, penting untuk menjawab pertanyaan ini: Mengapa aku ingin menjadi bookfluencer? Apakah karena ingin menginspirasi, membangun komunitas literasi, atau memperkenalkan buku-buku bermakna kepada lebih banyak orang?
Bookfluencer yang berpengaruh biasanya memiliki misi yang jelas. Mereka tidak hanya memburu jumlah likes atau followers, tetapi fokus pada dampak jangka panjang. Saat tujuanmu kuat, kontenmu pun akan lebih terarah dan bernilai.
-
Pilih Buku dengan Nilai dan Isi yang Menguatkan
Tak semua buku cocok dijadikan konten bookfluencer. Untuk membangun pengaruh yang positif, pilihlah buku-buku yang mengandung nilai edukatif, spiritual, motivasional, atau sosial yang kuat. Buku-buku bergenre self improvement, parenting, spiritual journey, atau novel inspiratif bisa jadi pilihan utama.
Salah satu contoh adalah buku “Saat Aku Tahu Allah Tak Pernah Pergi”, antologi terbaru dari Indscript, yang menyuarakan pengalaman spiritual perempuan dengan gaya naratif yang menyentuh. Membahas buku seperti ini akan menjangkau lebih banyak hati dan memberikan resonansi pada pembaca.
-
Buat Konten yang Mengajak Diskusi, Bukan Sekadar Promosi
Konten yang membawa nilai bukan hanya berisi review satu arah. Ajak audiens berdiskusi. Misalnya:
“Kalimat mana dari buku ini yang paling membekas di hati kamu?”
“Pernahkah kamu mengalami hal serupa seperti tokoh dalam buku ini?”
Dengan begitu, kamu membangun komunitas, bukan hanya penonton. Kamu bukan sekadar influencer, tapi juga conversation starter yang menghadirkan makna dalam dunia digital.
-
Gunakan Medium yang Variatif dan Kreatif
Jangan terpaku pada satu platform. Reels Instagram, carousels, blog pribadi, ulasan di Goodreads, bahkan podcast bisa menjadi media untuk menyampaikan ulasan buku.
Gunakan pendekatan kreatif yang tetap otentik — misalnya, cuplikan audio kutipan buku dengan musik latar lembut, atau video unboxing buku dengan narasi puitis. Dengan sentuhan kreativitas, kamu dapat memperluas jangkauan sekaligus menjangkau lebih banyak audiens, tanpa kehilangan keaslian pesan yang ingin disampaikan.
-
Jadilah Bookfluencer yang Konsisten dan Tulus
Kunci utama dari dampak jangka panjang adalah konsistensi. Tak perlu memaksakan posting setiap hari, tapi hadirkan konten yang bermakna secara rutin.
Tunjukkan bahwa kamu benar-benar membaca, merenung, dan menghayati isi buku yang kamu bahas. Ketulusan akan terasa, dan itu akan menjadi magnet alami bagi pembaca yang juga mencari ketulusan dalam literasi.
Penutup
Menjadi bookfluencer yang berdampak bukan semata soal tren atau popularitas, melainkan juga upaya membangun ekosistem literasi yang sehat, inklusif, dan penuh makna. Ini adalah tentang menciptakan ekosistem literasi yang sehat, inklusif, dan bermakna. Dengan memilih konten yang tepat, membangun komunitas, dan menyuarakan pesan positif, kamu tak hanya membagikan buku — kamu sedang menebar benih perubahan.