23.5 C
New York
Rabu, Agustus 20, 2025

Buy now

spot_img

Strategi untuk Memulai dan Mengelola Warung Sembako

Mengelola warung sembako bukan sekedar melayani pembeli. Agar warung tetap berjalan lancar dan tidak mengalami kerugian, untuk mengetahui cara mengatur keuangan warung sembako yang tepat itu sangat penting. Warung sembako memang tidak sebesar perusahaan corporate, sehingga tidak memerlukan penataan laporan keuangan yang detail. Namun ketika cash flow tidak ditata dengan rapi, kerumitannya melebihi perusahaan besar. Hal tersebut berlaku untuk warung besar maupun kecil, beberapa tips dan cara mengatur keuangan sembako yang bisa diterapkan.

Berbagai Cara Mengatur Keuangan Sembako

Sesederhana apa pun memerlukan catatan laporan keuangan, sebaiknya untuk tidak mengabaikan beberapa cara mengatur keuangan warung sembako adalah sebagai berikut:

1. Tidak Perlu Banyak Menyetok Barang

Semakin banyak stok barang memang akan membuat warung sembako semakin ramai. Agar menarik minat pembeli mereka bebas memilih varian apa pun sesuai selera, jika terlalu banyak stok barang yang mengendap akan membuat cash flow menjadi terganggu. Lebih baik perkecil stok barang.Contohnya produk seperti sabun mandi, setiap produk memiliki berbagai ragam warna dan varian. Bisa membeli beberapa brand sabun mandi, dan setiap brand bisa mencampuri warna dan varian aromanya. Brand dan varian mana yang paling digemari oleh konsumen.

2. Menghindari Hutang Piutang

Meskipun kepada tetangga, bukan berarti bisa memberikan barang dengan tempo tanpa batas. Karena dapat mengganggu perputaran kas toko, boleh memberikan hutang sesekali tapi harus memberi penjelasan. Kapan pelanggan harus melakukan pembayaran. Jika memang memungkinkan, terapkan peraturan hanya membayar tunai untuk setiap transaksi. Sehingga keuntungan dan kerugian yang didapat bisa lebih mudah dikoreksi.

3. Melakukan Pembukuan Serapi Mungkin

Memang tidak perlu seperti perusahaan besar yang memiliki catatan laporan keuangan, setidaknya warung sembako memiliki catatan laporan keuangan sederhana. Sesuai dengan kemampuan pemiliknya, misalkan laporan kas serta stok barang yang keluar dan masuk. Pencatatan bisa dilakukan setiap ada stok barang yang keluar atau masuk, jika terlalu repot bisa mencatatnya setiap warung sembako selesai beroperasi.

4. Alokasikan Keuntungan

Sebagai pemiliki toko atau warung sembako berhak mengambil semua keuntungan untuk keperluan pribadi. Lalu bagaimana cara mengalokasikan keuntungan secara adil, mudah saja bisa mengalokasikan tiga puluh persen untuk tambahan modal, dua puluh persen untuk tabungan, sepuluh persen untuk membayar hutang usaaha, sepuluh persen untuk kegiata amal, dan sisanya untuk keperluan pribadi.

5. Menggunakan Sistem Fifo

FIFO adalah bahasa akuntansi yang sering digunakan untuk stok barang. Artinya, barang yang masuk pertama akan keluar yang pertama. Tujuannya untuk menghindari penumpukan dan kerusakan barang yang disimpan terlalu lama, terlebih lagi jika ada stok makanan dengan waktu expired yang sangat singkat. Penggunaan sistem FIFO bisa meminimalisir kerugian akibat kerusakan barang.

6. Menggaji Diri Sendiri

Apakah owner perlu mendapatkan gaji? Tentu saja perlu, karena selain owner bisa merangkap menjadi CEO, staff keuangan,  karyawan gudang, driver, bahkan admin, dan cleaning service. Tidak ada salahnya menggunakan keuntungan untuk diri sendiri, diluar alokasi untuk keperluan pribadi. Namun ini bisa dilakukan jika keuntungan toko telah stabil.

Menghitung Kebutuhan Modal Awal

Persiapan modal awal untuk warung sembako cukup fleksibel, tergantung pada skala usaha yang ingin dijalankan. Sebagai contoh untuk warung sembako sederhana, bisa membutuhkan modal sekitar Rp.3.600.000. Jumlah ini bisa dirinci menjadi biaya tetap sekitar RP.450.000 dan pembelian barang pokok sekitar Rp.3.150.000. Jika merinci lebih detail, modal awal mencakup:

  • Tempat usaha: Memanfaatkan bagian depan rumah untuk menghemat biaya, dibandingkan menyewa ruko (Rp.500.00/bulan ke atas).
  • Peralatan: Etalase Rp.1.000.00, rak penyimpanan (Rp.400.000), timbangan, kalkulator, dan perlengkapan lainnya  (Rp.300.000-500.000)
  • Stok barang dasar: Beras, gula pasir, minyak goreng, garam, telur, dan kebutuhan pokok lainnya dengan total sekitar Rp. 1,9 juta.

Memilih Sumber Perdanaan yang Sesuai

Setelah menghitung kebutuhan modal, langkah selanjutnya adalah menentukan sumber perdanaan. Beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan:

  1. Pinjaman bank: Menawarkan modal lebih besar namun perlu mempertimbangkan persyaratan agunan dan suku bunga. Alternatifnya adalah Kredit Tanpa Agunan (KTA), meskipun bunganya cukup besar.
  2. Fintech perdanaan: Menawarkan proses lebih cepat dibandingkan lembaga konvensional, cocok untuk kebutuhan modal mendesak.
  3. Tabungan pribadi: Sumber perdanaan paling umum untuk UMKM di Indonesia. Dana pribadi memberikan kebebasan tanpa beban bunga.
  4. Bantuan pemerintah: Pemerintah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Bantuan Pemerintah untuk Usaha Mikro (BPUM), untuk pengembangan usaha mikro.

Menyiapkan Dana Cadangan untuk Operasional

Memiliki dana cadangan sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis, sebaiknya menyiapkan dana darurat sekitar 10-20% dari total modal awal. Dana ini berfungsi untuk:

  1.  Mengatasi situasi tidak terduga, seperti penurunan omzet dan kenaikan harga bahan baku.
  2. Menangani kerusakan peralatan dan perlengkapan warung.
  3. Menutupi biaya operasional seperti transportasi, listrik, dan pembelian stok.

Menganalisis Area Potensial untuk Warung Sembako

Lokasi usaha yang tepat membuat warung sembako agar lebih cepat berkembang. Carilah area dengan kepadatan pendudukan tinggi seperti perumahan atau dekat pasar, pertimbangkan kemudahan akses ke jalan utama dan ketersediaan transportasi umum. Dengan mempertimbangkan biaya sewa yang sesuai anggaran, lokasi usaha berpotensi memberikan pengembalian investasi yang memadai.

Manajemen Stok Barang Sembako yang Efektif

Pengelolaan stok barang merupakan kunci keberhasilan warung sembako, setelah lokasi dan modal terpenuhi. Manajemen stok yang efektif akan mencegah kerugian akibat barang kadaluarsa dan memastikan selalu siap memenuhi kebutuhan pelanggan.

Strategi Operasional dan Keuangan Harian

Pengelolaan keuangan yang tepat dapat menjadi jantung kesuksesan usaha warung sembako. Tanpa sistem operasional dan pencatatan keuangan yang teratur, warung dengan stok dan lokasi yang bagus sekalipun bisa mengalami kebocoran keuangan yang berujung kerugian.

Penutup:

Untuk mengatur keuangan sembako, fokus pada percatatan transaksi, pengelolaan modal, dan perencanaan anggaran. Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis, terapkan sistem FIFO untuk stok, dan manfaatkan teknologi untuk mempermudah pencatatan dan analisis. bisa mengatur keuangan dengan lebih efektif, memastikan keberlangsungan usaha, dan meningkatan keuntungan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles