Infoindscript.com-Bogor, 15 Juli 2025
Pernahkah Anda merasakan bahu terasa kaku, nyeri, dan sulit digerakkan, terutama saat beraktivitas sehari-hari? Hati-hati, bisa jadi itu gejala frozen shoulder atau bahu beku yang merupakan gangguan sendi yang sering terjadi perlahan-lahan dan membatasi pergerakan bahu secara signifikan.
Kondisi ini umumnya dialami oleh wanita usia 40 tahun ke atas, terutama yang kurang aktif secara fisik, sedang mengalami perubahan hormonal, atau memiliki riwayat penyakit tertentu. Bila tidak ditangani dengan benar, frozen shoulder bisa menghambat aktivitas sehari-hari dan berdampak pada penurunan kualitas hidup.
Di dalam artikel ini, akan membahas lebih lanjut apa frozen shoulder, gejala yang perlu diwapadai, serta tips mencegahnya sejak dini.
Apa Frozen Shoulder itu?
Frozen shoulder (adhesive capsulitis) adalah kondisi ketika kapsul sendi bahu menebal dan mengencang sehingga ruang gerak sendi menyempit. Gejala khasnya adalah nyeri yang diikuti dengan kekakuan secara bertahap, hingga membuat gerakan bahu menjadi terbatas.
Kondisi ini berkembang dalam tiga tahap:
- Tahap Pembekuan (Freezing): Nyeri semakin terasa dan gerakan mulai terbatas.
- Tahap Fase Beku: Meskipun nyeri berkurang, kekakuan tubuh justru semakin meningkat.
- Tahap Pemulihan (Thawing): Gerakan perlahan kembali pulih, walaupun butuh waktu lama.
Wanita usia 40 hingga 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami frozen shoulder, terutama saat menghadapi perubahan hormon seperti menopause. Rasa sakit dan kaku yang terjadi membuat aktivitas sederhana seperti menyisir rambut, memakai pakaian, atau mengangkat tangan menjadi sulit dan menyakitkan.
Apa Penyebab Frozen Shoulder?
Penyebab pasti bahu beku belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa faktor yang sering dikaitkan, antara lain:
-
Imobilisasi atau kurangnya gerakan bahu
Contohnya setelah mengalami cedera, menjalani operasi, atau terlalu lama tidak menggerakkan bahu akibat rasa nyeri.
-
Perubahan hormonal
Wanita menjelang atau saat menopause mengalami penurunan estrogen, yang memengaruhi elastisitas jaringan dan meningkatkan risiko kekakuan sendi.
-
Penyakit penyerta
Seperti diabetes, hipotiroidisme, penyakit jantung, atau gangguan autoimun.
-
Stres dan postur tubuh yang buruk
Ketegangan otot karena stres emosional dan posisi tubuh yang tidak ergonomis bisa memicu kekakuan otot bahu secara perlahan.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa gejala frozen shoulder yang perlu diwaspadai:
- Nyeri konstan pada bahu, terutama saat malam hari
- Kaku dan sulit mengangkat lengan
- Gerakan bahu sangat terbatas, bahkan untuk aktivitas ringan seperti menyisir rambut atau mengenakan pakaian
- Nyeri menjalar hingga ke lengan atas
Jika Anda mengalami gejala tersebut selama lebih dari beberapa minggu, segera konsultasikan ke dokter atau fisioterapis.
Tips Mencegah Frozen Shoulder Sejak Dini
Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, terutama bagi wanita aktif atau yang memasuki usia 40-an:
-
Lakukan peregangan bahu secara rutin
Gerakan ringan seperti memutar bahu, mengangkat lengan, atau senam bahu bisa menjaga fleksibilitas sendi.
-
Pertahankan postur tubuh yang baik
Hindari membungkuk terlalu lama, terutama saat bekerja di depan komputer.
-
Aktif bergerak, hindari imobilisasi jangka panjang
Jika pernah mengalami cedera bahu, tetap lakukan gerakan ringan agar sendi tidak kaku.
-
Kelola stres dan perhatikan tidur
Stres yang tidak dikelola dapat memperburuk ketegangan otot, termasuk di area bahu.
-
Penuhi asupan nutrisi dan cairan tubuh
Makanan bergizi dan cukup air membantu menjaga elastisitas jaringan tubuh dan kesehatan sendi.
Penutup
Frozen shoulder bisa dicegah jika kita lebih sadar akan tanda-tanda awalnya dan menjaga bahu tetap aktif. Bagi wanita, terutama yang memasuki usia 40-an, penting untuk menjaga kebugaran dan melakukan peregangan secara teratur.
Menunda penanganan hanya akan memperparah kekakuan dan rasa nyeri. Jadi, kenali gejalanya, cegah sejak dini, dan konsultasikan dengan tenaga medis jika keluhannya terus berlanjut.