Masa muda adalah fase krusial pembentukan identitas, pengambilan keputusan hidup, dan menghadapi tekanan dari banyak arah—baik dari keluarga, teman sebaya, media sosial, maupun harapan akademik. Jika kesehatan mental tidak terjaga, anak muda bisa mengalami stres berkepanjangan, depresi, kecemasan, bahkan kehilangan motivasi hidup. Hal ini tidak hanya berdampak pada prestasi akademik atau produktivitas, tetapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan.
Apa Itu Kesehatan Mental bagi Anak Muda?
Kesehatan mental adalah kondisi emosional, psikologis, dan sosial yang memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Bagi anak muda yang sedang berada di masa transisi, mencari jati diri, dan menghadapi banyak tekanan kesehatan mental sangat krusial dalam menentukan bagaimana mereka menghadapi dunia.
Kesehatan mental adalah berhubungan dengan kejiwaan, emosi, psikis seseorang. Kesehatan mental adalah kesehatan emosi perkembangan fisik dalam diri seseorang bertanggung jawab sesuai dengan peraturan pada kehidupan sosialnya ( Fakhriyani, 2019)
WHO menjelaskan bahwa kesehatan mental memiliki produktivitas, kehidupan yang normal. Kesehatan mental dimana seseorang dapat ketenangan tanpa gangguan mental, memiliki produktivitas. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat beraktivitas, berkonsentrasi bagi masyarakat ( Putri, et, 2020:235)
Kesehatan mental yang baik membuat anak muda mampu mengelola stres, mampu menjalin hubungan sosial sehat, lebih fokus dalam belajar, percaya diri dan termotivasi, berani mengambil keputusan. Sebaliknya, ketika kesehatan mental terganggu, mereka bisa merasa kewalahan oleh hal-hal yang tampak sederhana.
Mental yang mengalami gangguan karena seseorang yang tidak dapat menghadapi tekanan hidup dengan baik. Motivasi hilang, kesulitan tidur dan bangun tidur, mengalami gangguan seperti stres berat, depresi, gangguan karena masalah kehidupan, kekerasan dalam keluarga dan lainnya.
Berdasarkan data kementerian kesehatan remaja nasional ( i- NAMHS) dalam kurun waktu 2021-2022 satu dari tiga remaja di Indonesia, usia 11-17 tahun dengan jumlah sekitar 15,5 juta jiwa mengalami gangguan mental yaitu gangguan kecemasan, gangguan perhatian, hiperaktif dan lainnya.
Hubungannya dengan Aktivitas Sehari-Hari
Kesehatan mental dan aktivitas sehari-hari ada hubungannya dengan kualitas hidup, kesejahteraan psikologis seseorang, kebahagiaan hidup. Kesehatan mental yang baik dapat berpengaruh pada kualitas hidup dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan dengan normal, dapat berkontribusi bagi sekitarnya dan masyarakat. Masalah kesehatan mental berdampak langsung pada berbagai aktivitas harian, misalnya:
Belajar di sekolah atau kampus:
Anak muda yang mengalami stres, cemas, atau depresi sulit berkonsentrasi, cepat lelah secara mental, dan kehilangan motivasi belajar.
Bersosialisasi:
Mereka mungkin menarik diri dari teman-teman, merasa tidak nyaman di lingkungan sosial, atau takut dihakimi.
Produktivitas:
Segala aktivitas yang membutuhkan fokus dan energi—seperti mengerjakan tugas, membuat konten, bekerja sambilan—jadi terhambat.
Kesehatan fisik:
Gangguan mental juga dapat memengaruhi pola tidur, nafsu makan, dan bahkan menimbulkan keluhan fisik seperti sakit kepala, mual, dan lemas.
Dampak Jika Tidak Diatasi Sejak Dini
Kesehatan mental yang tidak dijaga akan memberikan dampak yang tidak baik bagi perilaku, mengganggu aktivitas sehari-hari seperti penurunan Prestasi Akademik dan Produktivitas:
Kecemasan dan depresi bisa membuat pelajar dan mahasiswa mengalami penurunan nilai dan semangat belajar.
Masalah Hubungan Sosial:
Emosi yang tidak stabil dapat memicu konflik dengan keluarga, teman, atau pasangan.
Kecenderungan Isolasi dan Menarik Diri:
Anak muda jadi enggan berinteraksi, merasa tidak dimengerti, bahkan kehilangan arah hidup.
Risiko Perilaku Berbahaya:
Tanpa dukungan dan penanganan, mereka bisa melampiaskan stres lewat cara negatif seperti self-harm, kecanduan gadget, hingga penyalahgunaan zat.
Gangguan Mental yang Lebih Serius:
Jika diabaikan, gangguan ringan bisa berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih berat seperti depresi klinis, bipolar, atau gangguan kecemasan kronis.
Seseorang harus dijaga kesehatan mentalnya agar tidak mengalami gangguan. Gangguan mental yang terjadi pada seseorang. Gangguan mental diantaranya:
Gangguan kecemasan: kekhawatiran dan kecemasan berlebihan dan sulit untuk dikendalikan. Kecemasan disebabkan situasi tertentu saja seperti ujian sekolah, wawancara kerja . Adapula yang sampai dalam tahapan gangguan gejalanya mudah marah,badan gemetar, keringat dingin, sesak nafas. Faktornya trauma intimidasi, kekerasan dari lingkungan keluarga atau di luar keluarga.
Depresi: seseorang mengalami kesendirian, kekosongan hati, kehilangan kesenangan atau minat dalam melakukan aktivitas setiap hari.
Bipolar: Ditandai dengan keadaan ekstrim pada suasana hati , tiba-tiba merasa gembira, kemudian sedih yang berlebihan dalam waktu yang bersamaan.
Binge Eating Disorder (BED)
Pernah merasa makan terus-menerus tanpa bisa berhenti, bahkan saat tidak lapar? Itu bisa jadi gejala Binge Eating Disorder. BED adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kendali saat makan, makan dalam porsi besar dengan cepat, lalu merasa bersalah setelahnya. Tidak seperti bulimia, penderita BED tidak melakukan kompensasi seperti memuntahkan makanan. Mereka juga cenderung makan sendirian karena malu. Jika ini terjadi terus-menerus, segera konsultasikan ke dokter atau ahli gizi klinis.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
OCD membuat penderitanya melakukan hal-hal secara berulang—misalnya, mencuci tangan berkali-kali karena takut kuman, atau mengecek pintu berulang kali. Meski sadar bahwa perilaku itu tidak normal, mereka merasa tidak bisa mengendalikannya. OCD bisa dipicu oleh faktor genetik, lingkungan, atau perubahan kimia di otak. Penanganan dini sangat penting agar gejalanya tidak memburuk.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau kekerasan. Gejalanya bisa berupa mimpi buruk, kilas balik trauma, mudah marah, atau menghindari tempat dan orang yang mengingatkan pada kejadian tersebut. Ada yang mengalaminya dalam waktu singkat (acute stress), ada juga yang berlangsung lama bahkan seumur hidup (complex PTSD). Penanganan PTSD biasanya melibatkan terapi psikologis dan pengobatan medis yang tepat.
Gangguan makan.
Gangguan terhadap pola makan seperti anoreksia, penderita makan lebih sedikit dari yang dibutuhkan karena terobsesi untuk kurus. Gejalanya tidak mau makan, menolak rasa lapar, olah raga berlebihan. Bulimia nervosa makan lebih banyak tetapi kemudian akan memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan karena takut berat badan meningkat. Gejalanya sering pergi ke kamar mandi setelah makan, sering mengeluarkan makanan yang baru dimakan.
Cara menjaga kesehatan mental buat anak muda
Kadang, kita terlalu fokus ke luar—prestasi, pencapaian, ekspektasi orang—sampai lupa menyapa ke dalam: bagaimana kabarnya hati dan pikiran kita hari ini? Padahal, kesehatan mental yang terjaga adalah fondasi dari hidup yang lebih utuh. Nah, berikut ini beberapa hal sederhana tapi powerful yang bisa kamu lakukan untuk menjaga mental tetap sehat, khususnya buat kamu anak muda yang lagi berjuang di fase-fase kehidupan yang penuh dinamika:
1. Bicara pada orang yang dipercaya (keluarga, sahabat, guru, atau konselor)
Jangan simpan semuanya sendiri. Suara hati yang dipendam terlalu lama bisa jadi beban. Coba mulai cerita ke orang yang kamu percaya—entah itu keluarga, sahabat, guru, atau konselor. Kadang, kamu nggak butuh solusi, hanya butuh didengar tanpa dihakimi. Dan percayalah, bercerita itu bisa jadi bentuk perawatan batin paling ampuh.
2. Kurangi waktu screen time, terutama dari media sosial yang memicu perbandingan diri
Media sosial memang seru, tapi juga bisa jadi jebakan perbandingan. Lihat postingan orang lain yang kelihatannya “bahagia banget” bisa bikin kita ngerasa tertinggal. Sesekali digital detox dijauhkan diri dari konten yang bikin kamu overthinking. Ganti waktu scrolling dengan aktivitas yang bikin kamu hadir di dunia nyata.
3. Lakukan aktivitas fisik ringan, seperti jalan kaki, yoga, atau menari.
Kesehatan mental dan fisik itu saling terhubung. Jalan kaki keliling komplek, stretching pagi hari, atau sekadar menari-nari di kamar dengan lagu favorit bisa bantu meredakan stres. Gerak tubuh gerak suasana hati.
4. Coba menulis jurnal, melukis, atau kegiatan kreatif lainnya untuk menyalurkan emosi
Tulis, Gambar, Tuangkan Perasaanmu. Kamu nggak harus jadi penulis atau pelukis dulu untuk mengekspresikan emosi. Menulis jurnal, corat-coret doodle, melukis bebas itu semua adalah cara sehat buat ngobrol dengan diri sendiri. Emosi itu bukan musuh, ia cuma ingin didengarkan. Jadi, beri dia ruang.
5. Istirahat cukup, makan bergizi, dan hidrasi yang cukup.
Kadang kita terlalu mikir sampai lupa minum air. Tidur larut demi scroll tiktok. Makan asal-asalan. Padahal, kesehatan mental juga butuh dukungan fisik yang seimbang. Tidur cukup, makan bergizi, dan minum air putih cukup itu penting. Tubuh yang sehat lebih siap menghadapi stres.
6. Jangan Takut Minta Bantuan Profesional
Kalau kamu merasa overwhelmed, cemas berlebihan, atau stuck di pikiran sendiri, jangan ragu cari bantuan profesional. Psikolog, konselor, atau layanan tele konseling bisa jadi support system yang kamu butuhkan. Minta bantuan itu bukan tanda lemah. Justru itu langkah bijak dan berani.
Kesimpulan:
Menjaga mental health bukan tanda kelemahan, tapi bentuk keberanian untuk peduli pada diri sendiri. Anak muda berhak untuk merasa lelah, bingung, dan tidak selalu kuat. Tapi dari sana pula, kita belajar untuk bertumbuh. Karena mental yang sehat bukan hanya soal bebas dari stres, tapi mampu tetap berjalan, meski pelan dalam keseharian yang penuh tantangan.
Referensi:
mayoclinic.org/mentalillnes, mayo clinic team, tanggal akses 7 juli 2025
https://ayosehat.kemkes.go.id/jenis-gangguan-mental dan penanggulangannya, tim ayo sehat.kemkes.id, tanggal akses 7 juli 2025
ayosehat.kemkes.go.id/ Pentingnya kesehatan mental bagi Remaja cara menghadapinya, tim ayo sehat.kemkes go.id, tanggal akses 7 juli 2025
https://yapindo-cdn.b-cdn.net/article/65528/1732778287727.pdf, Hubungan antara kesehatan mental bagi aktivitas sehari-hari, Khasanah Putri dan Anna Dina Kalifia, tanggal akses 6 Juli 2025