Kenapa kita bisa bosan waktu menulis? Adakah yang mengalami? Hal ini sering terjadi, terutama bagi penulis pemula. Tiba-tiba mood hilang, ide kering, tulisan mandek di tengah jalan. Padahal awalnya semangat, ingin jadi penulis produktif dengan banyak karya yang selesai. Kalau sudah begini, tandanya suasana dan cara menulis kita butuh dibenahi.
Menulis bukan sekadar merangkai kata, melainkan proses kreatif yang menuntut suasana hati tetap terjaga. Kalau caranya monoton, hasilnya pun terasa datar dan membosankan. Di zaman serba instan, orang cepat lelah membaca hal yang monoton. Mereka mendambakan tulisan yang segar, hidup, dan membuat betah. Maka, penulis pun perlu berani mencoba cara baru. Inovasi tidak harus rumit. Cukup ubah kebiasaan kecil dan rasakan bedanya.
Bagi penulis pemula, penting untuk mengenal strategi agar terhindar dari rasa jenuh. Lalu, bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara sederhana yang bisa dicoba.
Mengapa Menulis Perlu Cara Baru
Sebagian orang masih menganggap menulis itu cuma soal duduk lalu mengetik kata demi kata. Padahal di balik itu, menulis butuh suasana hati yang nyaman, pikiran yang tenang, dan ruang ide yang terus hidup. Kalau kebiasaan menulis selalu sama, tempat sama, media sama, cara sama, maka rasa bosan akan mudah datang. Itulah sebabnya, penulis butuh cara baru agar tulisan tetap mengalir dan pembaca pun betah.
Tulisan yang membosankan sering lahir karena penulisnya terjebak pola yang berulang. Kadang ditambah tekanan perfeksionis seperti takut tulisan jelek, takut kata-katanya salah. Padahal pembaca sekarang justru lebih suka tulisan yang jujur, segar, dan terasa dekat. Karena itu, menemukan cara-cara baru dalam menulis adalah kuncinya.
6 Kebiasaan untuk Mencegah Rasa Bosan Menulis
1. Ganti Media Menulis
Media menulis bisa jadi salah satu pemicu bosan. Kalau kamu terbiasa menulis menggunakan laptop, coba gunakan buku tulis. Menulis di kertas memberi sensasi yang berbeda. Atau manfaatkan teknologi dengan menggunakan fitur voice-to-text di ponsel, rekam suara lalu ubah jadi teks. Cara ini cocok untuk menuangkan ide-ide liar yang sulit ditangkap saat mengetik.
2. Ubah Suasana Menulis
Suasana juga sangat memengaruhi mood menulis. Kalau menulis terus di dalam kamar atau ruang kerja, lama-lama pikiran jadi buntu. Cobalah pindah ke tempat yang menyenangkan seperti kafe, taman, perpustakaan, atau sekadar duduk di teras rumah. Suasana baru bisa memancing ide-ide segar. Terkadang pemandangan atau suara sekitar bisa membuka inspirasi yang tidak terduga.
3. Bermain dengan Gaya Bahasa
Gaya bahasa pun bisa membuat menulis terasa lebih hidup. Kalau biasanya kamu menulis dengan bahasa yang kaku dan formal, coba membuat tulisan santai, ringan, dan ngobrol. Kalau biasanya hanya narasi panjang, coba masukkan dialog, kutipan, atau sudut pandang yang berbeda. Bermain variasi gaya bahasa membuat menulis jadi petualangan baru.
4. Buat Daftar Waktu dan Format Tulisan
Kadang rasa bosan muncul karena menulis terasa tidak selesai-selesai. Cobalah bagi waktu menulis jadi sesi-sesi kecil. Gunakan teknik Pomodoro dengan menulis 25–30 menit, lalu istirahat 5 menit atau targetkan satu halaman cerita, 300 kata artikel, atau 10 menit menulis tanpa henti. Format tulisan pun bisa divariasikan dengan menulis cerita pendek, puisi, catatan harian, artikel, atau esai singkat. Target kecil membuat otak tetap fokus dan tidak cepat lelah.
5. Kolaborasi dengan Penulis Lain
Menulis sendirian kadang membuat motivasi turun. Coba cari teman penulis, lalu buat proyek menulis bersama: antologi, proyek cerpen, saling tukar kritik, atau tantangan menulis mingguan. Dengan kolaborasi, kamu bisa belajar gaya menulis orang lain, mendapat dukungan, dan menyalakan semangat baru.
6. Cari Ide dari Hal Kecil di Sekitar
Jangan tunggu ide besar. Banyak penulis justru dapat inspirasi dari hal kecil seperti percakapan di warung kopi, obrolan di angkot, kebiasaan orang di rumah, atau review buku yang baru dibaca. Catat ide-ide kecil itu di ponsel atau buku saku. Hal sederhana bisa jadi cerita menarik kalau kita peka.
Penutup
Menulis tanpa bosan bukan hal mustahil. Kuncinya ada pada keberanian untuk mencoba cara baru, keluar dari kebiasaan lama, dan memaafkan diri sendiri kalau hasil tulisan belum sempurna. Menjaga semangat menulis itu tanggung jawab diri sendiri, jadi kalau bukan kita, siapa?
Mulailah dari hal kecil seperti ubah media menulis, suasana, gaya bahasa, atur waktu, cari teman kolaborasi, atau tulis apa pun yang muncul di kepala. Nikmati prosesnya, rasakan perbedaannya.
Sekarang, cara mana yang mau kamu coba lebih dulu? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, siapa tahu ceritamu bisa jadi inspirasi penulis lainnya.
Selamat menulis. Semoga tulisanmu selalu hidup, dan semangatmu tak lagi padam.