3.7 C
New York
Kamis, Desember 11, 2025

Buy now

spot_img

Ibu Juga Berhak Istirahat: Menyentuh Sisi Healing yang Sering Terabaikan

Menjadi seorang ibu sering kali berarti hadir untuk semua orang—anak, pasangan, keluarga besar, bahkan pekerjaan. Namun di balik semua peran itu, ada satu sisi penting yang sering tidak mendapat ruang: hak seorang ibu untuk beristirahat dan sembuh.

Banyak ibu terbiasa menempatkan diri di urutan terakhir. Mereka memastikan semua orang baik-baik saja, sementara lelahnya disimpan, tangisnya ditahan, dan tubuhnya sering dipaksa kuat meski sebenarnya ingin rebah. Padahal, healing bagi seorang ibu bukanlah kemewahan. Itu adalah kebutuhan.

1. Menyadari bahwa lelahmu valid

Kadang seorang ibu merasa “tidak enak” untuk mengeluh. Ada pikiran seperti “masih banyak yang harus aku urus” atau “aku tidak boleh rapuh.”
Namun, kenyataannya: kelelahanmu valid.
Kamu manusia. Kamu punya batas. Dan kamu berhak merasa lelah tanpa perlu meminta izin pada siapa pun.

2. Healing tidak harus mewah

Healing bukan berarti liburan mahal atau pergi ke spa.

Healing bisa sesederhana:

  • duduk 10 menit tanpa distraksi,

  • minum teh hangat sambil menarik napas panjang,

  • menutup mata sejenak setelah menidurkan anak,

  • menulis jurnal tentang apa yang kamu rasakan,

  • atau sekadar mengakui, “Hari ini berat, tapi aku tetap ada.”

Langkah kecil ini bisa menjadi penolong besar bagi kesehatan mental.

3. Memberi ruang bagi diri sendiri

Ibu sering memprioritaskan semua kebutuhan keluarga. Namun ingat:
dirimu juga bagian dari keluarga, dan dirimu pun butuh diperhatikan.

Memberi ruang berarti tidak memaksa diri selalu sempurna.
Memberi ruang berarti membiarkan diri beristirahat tanpa rasa bersalah.
Memberi ruang berarti menempatkan dirimu kembali sebagai manusia yang bernapas, bukan mesin yang bekerja tanpa henti.

4. Istirahat bukan kegagalan

Dalam budaya kita, ibu sering digambarkan sebagai sosok yang harus selalu kuat. Tapi kekuatan sejati bukan hanya terlihat dalam kesibukan, melainkan juga dalam keberanian untuk berhenti sejenak.

Istirahat bukan tanda kamu menyerah.
Istirahat adalah tanda kamu ingin pulih agar bisa hadir lebih utuh.

5. Anak butuh ibu yang bahagia, bukan hanya yang sibuk

Seorang ibu tidak harus selalu menjadi “yang mengurus segalanya”. Terkadang, memberi diri kesempatan untuk bernapas justru membuat seorang ibu lebih stabil, lebih lembut, dan lebih hadir.

Anak-anak tidak hanya mengingat ibu yang sempurna—mereka mengingat pelukan hangat, candaan kecil, dan sosok yang merasa cukup aman untuk tersenyum.

Penutup

Buat para ibu, terutama yang selama ini diam-diam kuat:
kamu juga berhak istirahat.
Kamu berhak dipeluk oleh waktu, oleh doa, oleh keheningan yang menenangkan.

Sebab ibu yang merawat dirinya adalah ibu yang hatinya tetap penuh.
Dan hati yang penuh adalah hadiah terindah bagi keluarga.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles