5 C
New York
Senin, Desember 1, 2025

Buy now

spot_img

Makan Malam, Ilmu yang Tumpah Ruah, dan Dakwah yang Membuka Jalan Langit

Dalam perjalanan pulang dari business traveling bersama suami, saya mendapat undangan makan malam dari Founder Ciomy, Dian Ariyanti. Masya Allah…

Undangan ini yang membuat saya langsung duduk lebih tegak, karena setiap kali bertemu beliau, saya yang justru “menyedot” ilmu sebanyak-banyaknya.

Dan benar saja. Malam ini seperti dibentangkan oleh Allah menjadi majelis ilmu kecil namun penuh cahaya.

Saya baru tahu bahwa sekarang beliau sedang mendirikan sekolah atau preschool — bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk orang tuanya, lengkap ayah dan ibu.

Konsepnya bukan sekadar pendidikan, tapi tazkiyatun nafs keluarga, membangun generasi dari akarnya, dari dalam rumah, dari hati yang disucikan. Masya Allah… merinding saya mendengarnya.

Lalu ketika beliau menjelaskan bagaimana bisnis dijadikan jalan dakwah, saya hanya bisa mengangguk, menelan bulir-bulir hikmah yang terasa deras sekali. Beliau ini bukan dakwah main-main… tapi jor-joran. Total. Tuntas. Tanpa ragu.

Saya yakin itu sebabnya pertolongan Allah datang kepada Ciomy bertubi-tubi, deras seperti hujan rahmat yang tidak pernah berhenti.

Ciomy kini masuk pasar internasional. Ratusan ribu cup perbulan bahkan bisa menyentuh 1 juta cup. Viral di mana-mana.
Dan tetap… tetap rendah hati.

Di akhir pertemuan, spontan saya berkata:
“Doakan ya, semoga Teteh bisa mengikuti jejak dakwah kamu.”

Saya minta didoakan karena dakwah yang beliau lakukan itu bukan sekadar konten, bukan sekadar branding, tapi tanda cinta kepada Allah yang dibuktikan lewat kerja. Dan saya, Masya Allah, ingin sekali bisa menyusul jejak itu.

Saya ingat saat beliau mengatakan di pertemuan sebelumnya, beliau bilang, “Teh, Teh itu DNA-nya artis. Talent. Biarkan profesional yang megang Indscript mah. Teteh mah sok we berjejaring kemana-mana jadi talent buat perusahaan.”

Petuah yang pas mengenai ini dan akhirnya saya pun turun dari manajemen Indscript, menyerahkannya ke profesional, dan saya nurut sama Dian karena saya yakin dia paham saya setelah sekian lama kami bersahabat, dan kemampuan Dian di manajemen sekarang jauh melampaui saya.

Apa yang membuat saya makin sayang? Dian bagi saya bukan lagi sahabat bisnis. Ia sudah seperti adik. Tidak ada jarak. Tidak ada sungkan. Susahnya, senangnya, tawa lebarnya, air mata kecil yang disembunyikan, semuanya kami bagi.

Dakwah yang Membuka Jalan Langit

Dan malam ini, saya pulang dengan hati yang lebih penuh dan langkah yang terasa lebih ringan.

Masya Allah…
Ada pertemuan yang diciptakan Allah bukan untuk mengisi perut, tapi untuk mengisi jiwa dan makan malam bersama Dian Ariyanti adalah satu di antaranya.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles