Keterlibatan Bank Sampah Bersinar masuk ke berbagai sisi, bahkan keterlibatan ini sering diberikan oleh banyak pihak.
Seperti ketika mengunjungi Balai Kota Bandung, Bank Sampah Bersinar memenuhi undangan dari Pak Farhan, Wali Kota Bandung.
BSB hadir dengan semangat mengikuti kegiatan yang penuh makna — Difabel Mandiri. Acara yang digelar di Balai Kota ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah panggung bagi para penyandang disabilitas untuk menunjukkan bahwa mereka bukan objek belas kasihan, melainkan subjek perubahan.
Dengan keterampilan yang mereka miliki — mulai dari kerajinan tangan, karya seni, hingga pengelolaan limbah menjadi produk kreatif — para difabel membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya.
Bank Sampah Bersinar turut hadir sebagai mitra yang memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan berdaya.
Pak Farhan, dengan kepedulian khasnya, memberikan dukungan moral yang luar biasa. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa Bandung harus menjadi kota inklusif — kota yang membuka ruang bagi semua warganya untuk tumbuh, tanpa terkecuali. “Kita tidak bicara keterbatasan,” katanya, “kita bicara potensi. Karena setiap manusia memiliki cahaya, tinggal bagaimana kita membantunya untuk bersinar.”
Bagi Bank Sampah Bersinar, kegiatan ini bukan hanya tentang pemberdayaan ekonomi, tapi juga tentang mengembalikan rasa percaya diri dan harga diri para difabel. Bahwa setiap manusia, seberapapun terbatasnya secara fisik, tetap memiliki ruang untuk bermanfaat dan memberi dampak bagi lingkungan.
Hari itu, Balai Kota Bandung bukan hanya menjadi tempat acara — tapi saksi lahirnya semangat baru: semangat kemandirian, inklusivitas, dan kemanusiaan yang bersinar.
