Di tengah hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita merasa nyaman.
Seringkali kita merasa cukup dengan apa yang sudah kita ketahui, dan enggan untuk keluar dari zona nyaman.
Namun, ada orang-orang tertentu yang hadir dalam hidup kita sebagai pengingat bahwa belajar adalah perjalanan tanpa akhir, sebuah petualangan yang tak pernah usai. Salah satunya adalah Ibu Dosen Rira, beliau mengajar di Prodi Magister Ilmu Pemerintahan FISIP UNJANI.
Beliau adalah sosok yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Gelar S3 sudah diraih, namun semangatnya untuk terus belajar tak pernah padam.
Saat ini, beliau bahkan sedang menempuh pendidikan S2 di bidang yang berbeda. Melihat dedikasinya, saya bertanya pada diri sendiri: Apa yang mendorongnya untuk terus belajar? Apa rahasianya sehingga ia mampu mempertahankan semangat belajar di tengah kesibukannya sebagai seorang dosen?
Mungkin, jawabannya terletak pada kecintaannya pada dunia tulis-menulis. Dosen Rira dikenal sebagai pribadi yang gemar melakukan journaling. Melalui tulisan, ia merefleksikan pengalaman, menggali pemikiran, dan merumuskan ide-ide baru.
Journaling menjadi semacam terapi baginya, sebuah cara untuk menenangkan diri di tengah tekanan pekerjaan dan studi.
Kisah Ibu Dosen Rira menginspirasi saya untuk melihat belajar dari sudut pandang yang berbeda. Selama ini, saya seringkali merasa belajar secara formal adalah beban, sebuah kewajiban yang harus dipenuhi. Saya lebih memilih untuk belajar dari pengalaman hidup sehari-hari, atau mengamati apa yang dilakukan orang lain. Namun, melihat semangat Ibu Dosen Rira, saya menyadari bahwa belajar bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, sebuah petualangan yang mengasyikkan.
Belajar bukan hanya tentang meraih gelar atau sertifikat. Belajar adalah tentang mengembangkan diri, memperluas wawasan, dan membuka pikiran terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.
Belajar adalah tentang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Jika Ibu Dosen Rira bisa, mengapa kita tidak? Mungkin, kita tidak harus langsung mengejar gelar setinggi S3 atau S2. Kita bisa mulai dengan hal-hal kecil yang sesuai dengan minat dan kemampuan kita. Membaca buku, mengikuti seminar, atau bahkan sekadar berdiskusi dengan teman-teman. Yang terpenting adalah memiliki kemauan untuk terus belajar dan berkembang.
Jangan biarkan rasa takut atau malas menghalangi kita untuk meraih mimpi-mimpi kita. Ingatlah, setiap orang memiliki potensi yang luar biasa. Kita hanya perlu berani menggali dan mengembangkannya. Belajar adalah salah satu cara terbaik untuk membuka potensi diri kita.
Satu hal yang lebih menarik lagi adalah kepedulian beliau di bidang sosial, ketika saya menjelaskan program Gerakan Literasi Islami beliau tanpa berpikir panjang langsung ingin bergabung, Alhamdulillah di GLI beliau menjadi team fund rising donasi buku, luar biasa!
Mari kita jadikan kisah Ibu Dosen Rira sebagai inspirasi. Mari kita kobarkan semangat belajar dalam diri kita. Mari kita gapai mimpi-mimpi kita tanpa batas, seperti yang dikatakan Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia.”
