11.7 C
New York
Kamis, Oktober 9, 2025

Buy now

spot_img

Fenomena Playing Victim: Mengapa Orang Suka Berperan Sebagai Korban?

Fenomena Playing Victim: Mengapa Orang Suka Berperan Sebagai Korban?

Dalam sebuah lingkungan sosial, sering kali kita menemukan orang yang selalu menempatkan dirinya sebagai korban. Mereka seolah-olah menjadi pihak yang paling disakiti, paling terzalimi, dan paling tidak berdaya dalam setiap konflik. Fenomena ini dikenal dengan istilah playing victim. Meskipun tampak sederhana, perilaku ini memiliki dampak yang luas, baik bagi pelaku maupun orang-orang di sekitarnya.

Bayangkan sebuah kisah: Dina dan Rina adalah dua sahabat yang sudah lama berteman sejak SMA. Mereka saling mendukung ketika salah satu mengalami kesulitan. Namun, dalam setiap perselisihan kecil, Rina selalu mengaku sebagai pihak yang disalahkan. Ketika Dina mengingatkan dengan niat baik, Rina menanggapi dengan wajah sedih sambil berkata, “Mengapa aku yang selalu disalahkan?”

Kalimat sederhana itu seketika membuat Dina merasa bersalah. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, Rina kerap melakukan kesalahan berulang kali. Namun, setiap kali masalah muncul, ia berlindung di balik tameng “aku korban” sehingga kesalahannya teralihkan.

Inilah esensi dari playing victim: sebuah mekanisme psikologis di mana seseorang menggeser tanggung jawab atas tindakannya dengan cara menempatkan diri sebagai korban situasi atau orang lain.

Mengapa Orang Melakukan Playing Victim?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang cenderung melakukan hal ini:

 

  1. Menghindari Tanggung Jawab

Mengakui kesalahan tidaklah mudah. Dengan berperan sebagai korban, seseorang bisa terhindar dari konsekuensi atas tindakannya.

 

  1. Mencari Perhatian dan Simpati

Manusia pada dasarnya ingin diperhatikan. Dengan memainkan peran korban, mereka berharap mendapatkan empati dari orang lain.

 

  1. Mekanisme Pertahanan Diri

Ada pula yang melakukannya tanpa sadar, sebagai bentuk proteksi agar harga dirinya tidak runtuh ketika dikritik atau disalahkan.

Dampak Playing Victim dalam Hubungan

Dalam hubungan pertemanan, keluarga, atau bahkan pekerjaan, perilaku ini dapat menimbulkan masalah besar. Dina, misalnya, lama-kelamaan merasa lelah menghadapi Rina yang selalu menolak tanggung jawab. Hubungan mereka pun renggang.

Di tempat kerja, seorang rekan yang selalu berperan sebagai korban bisa menciptakan suasana tidak sehat. Misalnya, ketika gagal menyelesaikan tugas, ia menyalahkan atasan karena “memberi beban berlebihan” atau menyalahkan rekan kerja karena “tidak mau membantu”. Akibatnya, tim kehilangan kepercayaan dan kolaborasi terganggu.

Dalam keluarga, perilaku playing victim bisa memicu konflik berkepanjangan. Anak yang selalu menganggap dirinya korban aturan orang tua bisa tumbuh tanpa disiplin, sedangkan pasangan yang terus-menerus merasa tersakiti padahal ia yang bersalah bisa menghancurkan keharmonisan rumah tangga.

Bagaimana Menghadapinya?

 

  1. Kenali Polanya

Langkah pertama adalah menyadari bahwa perilaku tersebut terjadi. Apakah seseorang sering menyalahkan keadaan, orang lain, atau terus menolak bertanggung jawab?

 

  1. Tetapkan Batasan

Jangan mudah terbawa rasa bersalah. Jika orang lain terus memainkan peran korban, tetaplah tenang dan komunikasikan batasan dengan tegas.

3. Dorong untuk Introspeksi Diri

Alih-alih langsung menghakimi, ajak mereka merenungkan perannya dalam masalah yang terjadi. Terkadang, kesadaran bisa tumbuh dari percakapan yang hangat.

 

  1. Belajar Menyembuhkan Diri

Bagi yang sering playing victim, penting untuk menyadari bahwa kebahagiaan tidak akan datang jika terus menolak tanggung jawab. Mengakui kesalahan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan untuk berubah.

Penutup

Hubungan yang sehat terbangun dari kejujuran, keberanian mengakui kesalahan, dan kesediaan memperbaiki diri. Dengan melepaskan topeng korban, seseorang bisa menemukan kekuatan sejati dalam dirinya. Karena pada akhirnya, menjadi manusia berarti berani menghadapi kenyataan, bukan bersembunyi di balik peran yang menyesatkan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles