11.3 C
New York
Kamis, Oktober 9, 2025

Buy now

spot_img

Menumbuhkan Rasa Peduli Anak: Aktif Edukasi Memilah Sampah

Sampah bisa menjadi tanggung jawab bersama, kita bisa mengambil bagian dari mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dengan memilah sampah mulai dari rumah. Saat ini pekerjaan rumah, orang tua tidak sebatas mengajarkan anak membuang sampah pada tempatnya. Namun membiasakan anak untuk mengelola sampah secara mandiri, jenis sampah yang berdasarkan sifatnya bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Seperti daun kering, sisa makanan, sayuran, dan lain-lain. Sebaliknya, sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak bisa terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya, kertas berkas, karton, botol plastik, kaleng bekas, dan lain-lain. Nah, ternyata ada ragam aktivitas yang dapat dilakukan orang tua untuk mengedukasi anak dalam hal memilah sampah dari rumah, sekaligus menumbuhkan rasa peduli anak terhadap lingkungan:

1. Membiaskan dan Memberikan Contoh Kepada Anak Pilah Sampah dari Rumah

Kebiasaan memilah sampah yang dilakukan orang tua akan berdampak langsung kepada anak. Anak akan melihat, melakukan, dan pada akhirnya terbiasa untuk memilah sampah. Sampah anorganik yang telah terkumpul dari rumah dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk ditukarkan dengan sejumlah uang, atau bahan pangan melalui Program Bank Sampah. Orang tua dapat ikut serta untuk memupuk rasa kepedulia anak terhadap lingkungan.

2. Melatih Anak untuk Mengumpulkan Sampah di Halaman

Sampah organik dapat memicu terjadinya sampah baru yang mencemari udara. Orang tua dapat melatih anak untuk mengenalkan jenis sampah organik, dengan cara mengumpulkan sampah dedaunan yang ada di halaman. Selain dari rumah, peran sekolah juga sangat penting sebagai kelanjutan penerapan kebiasaan memilah sampah di lingkungan yang lebih luas. Beberapa sekolah telah mengajarkan anak untuk mengelola sampah sejak dini, anak-anak yang diajarkan untuk peka terhadap lingkungan dengan cara sederhana yaitu mengumpulkan sampah dedaunan di lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut bermanfaat untuk mengenalkan anak-anak terhadap jenis sampah organik.

3. Membuat Mainan dari Sampah Daur Ulang

Orang tua dapat membuat mainan seperti rumah-rumahan atau mobil-mobilan, dari botol plastik dan kardus yang tidak terpakai. Kegiatan ini bisa meningkatkan kreativitas anak sekaligus melatih keterampilan motorik anak, selain memanfaatkan waktu bersama orang tua juga bisa mengajarkan anak jenis sampah anorganik.

4. Mengenalkan Ragam Mainan Edukatif

Kegiatan lain yang dapat dilakukan orang tua adalah mengenalkan mainan edukatif, seperti mainan truk dari bahan pemilah sampah. Anak dapat bermain sambil belajar mengenalkan jenis sampah yang dikumpulkan pada tempat sampah yang beraneka warna. Warna hijau untuk sampah organik seperti sisa sayuran, dedaunan, dan sisa makanan. Warna kuning untuk sampah daur ulang seperti kaleng, botol plastik, kertas, dan lain-lain. Warna merah untuk sampah beracun dan berbahaya seperti kemasan deterjen, sampah kaca, sampah kemasan pembasmi serangga dan lain-lain. Dan warna biru untuk sampah daur ulang seperti kertas, kardus, dan koran.

5. Menceritakan Kepada Anak Mengenai Pemilahan Sampah

Dengan membacakan buku cerita, anak-anak akan menyerap informasi sederhana bagaimana pengelolaan sampah yang seharusnya dilakukan. Orang tua dapat memberikan pesan yang imajinasi kepada anak dalam interaksi yang menyenangkan, anak akan menerima pesan dan antusias mendengarkan cerita sembari membayangkan hal-hal yang akan terjadi apabila membuang sampah sembarangan.

Penutup:

Untuk menumbuhkan rasa peduli kepada anak terhadap sampah, lakukan aktivitas edukasi memilah sampah dari rumah diantaranya adalah; menyediakan tempat sampah terpisah dengan label warna yang jelas untuk sampah organik, anorganik, dan B3. Membuat kerajinan tangan dari sampah bekas untuk melatih kreativitas, mengajak anak membuat kompos dari sampah organik agar mereka memahami pengelolaan sampah yang basah, membuat mainan dengan menggunakan sampah edukatif atau daur ulang, dan memberikan apresiasi atas usaha mereka ketika berhasil memilah dan membuang sampah dengan benar. Seperti dengan ucapan positif untuk kebiasaan baik secara berkelanjutan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles