Kabar buruk yang memprihatinkan patut kita renungkan. Menurut riset Jenna Jambeck, Indonesia dinobatkan sebagai negara penghasil sampah plastik kedua dari 192 negara, setelah Tiongkok yang menduduki posisi pertama. Bukan prestasi yang membanggakan akan tetapi berita yang memilukan yang nampak dihadapkan kita.
Penyebab masalah sampah ini, terjadi karena kurangnya pengelolaan sampah yang baik. Sampah masih dianggap sebagai barang yang tak berguna. Banyak orang yang melihat sebelah mata bahkan tak peduli terhadap permasalahan sampah ini. Ini terjadi karena kurangnya kesadaran untuk menyelamatkan lingkungan kita sendiri.
Bank Sampah Bersinar hadir sebagai solusi nyata, mengubah sampah menjadi berkah. Sampah yang tak berguna disulap menjadi barang ekonomis bernilai tinggi. Menyelamatkan lingkungan sekaligus membangun perekonomian melalui pengelolaan sampah yang berkesinambungan.
Apa Itu Bank Sampah Bersinar
Bank Sampah Bersinar merupakan bank sampah yang diinisiasi oleh Ibu Fifie Raharja. Latar belakang pendirian bank sampah ini karena keprihatinan beliau melihat tumpukan sampah di Citarum yang sering menyebabkan banjir. Apalagi tempat tinggal beliau menjadi daerah langganan banjir di Dayeuhkolot.
27 September 2014 menjadi awal didirikannya Bank Sampah Bersinar (BSB), yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Melalui berbagai program edukasi, jasa pengolahan sampah, dan mengajak masyarakat untuk turut serta menjadi nasabah bank sampah diharapkan menjadi titik balik kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli dengan pengolahan sampah.
Indonesia darurat sampah, perlu keseriusan dalam menangani permasalahan sampah ini. Pada tahun 2025 ini, diperkirakan volume sampah nasional Indonesia mencapai 63 juta ton, dan akan diperkirakan terus naik hingga 82 juta ton pada tahun 2045. Angka yang sangat fantastis dan sangat memprihatinkan.
Melalui tangan dingin BSB ini, sampah menjadi berkah adalah hal yang bukan mustahil. Kotoran yang tak berguna diubah menjadi tabungan masa depan, sebuah inovasi baru yang layak untuk ditiru.
Di tengah lesunya perekonomian dunia, BSB tidak hanya mengajak mengelola sampah, akan tetapi memiliki nilai lebih dengan membuka peluang kemandirian perekonomian masyarakat, pemberdayaan, dan mengubah gaya hidup berkelanjutan. Disebut bank sampah karena masyarakat bisa menukar sampah dan mendapatkan reward dari penukaran sampah tersebut.
Kenali dan Pilah Jenis Sampah
Tumpukan sampah dimana-mana terjadi karena sampah tidak dipilah. Dampaknya ekosistem jadi rusak, polusi, dan tentunya bisa mengancam kehidupan manusia. Hal kecil yang berdampak besar yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan kita, yaitu memilah sampah dari rumah.
Untuk memisahkan sampah maka kita perlu mengenali jenis sampah yang ada. Tujuan pemisahan jenis sampah ini untuk memudahkan cara pengolahannya. Berikut lima jenis sampah, yaitu:
1. Sampah organik
Sampah organik ini bersifat mudah terurai di alam, seperti sisa makanan, kotoran binatang, daun, buah, atau ranting pohon. Pengolahan jenis sampah ini akan menjadi pupuk kompos, sedangkan bak sampah khusus organik berwarna hijau.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik bersifat tidak bisa diurai sehingga pengolahannya bisa dengan daur ulang di pabrik atau dibuat kerajinan tangan, seperti tas plastik bekas minyak goreng. Contoh dari jenis sampah ini seperti plastik, kaleng, styrofoam, dan barang-barang yang terbuat dari logam. Untuk wadah sampah anorganik menggunakan bak sampah berwarna kuning.
3. Sampah berbahan kertas
Bak sampah kertas berwarna biru ini, biasanya digunakan untuk tempat sampah berbahan kertas, karton, potongan kertas, buku, pamflet, dan bungkus kemasan berbahan kertas. Pengolahan jenis sampah ini dengan cara kertas didaur ulang kembali.
4. Sampah B3 ( bahan berbahaya dan beracun)
Bak sampah B3 berwarna merah ini, digunakan untuk menampung sampah yang masuk kategori membahayakan manusia, hewan, dan lingkungan. Seperti kemasan detergen, bahan kimia beracun, pecahan kaca, limbah medis, atau pembasmi serangga.
5. Sampah residu
Kategori sampah residu adalah sisa dari keempat jenis sampah diatas, seperti popok bekas, pembalut bekas, puntung rokok, bekas permen karet, plastik biasa, dan kardus yang tidak bisa didaur ulang. Bak sampah khusus kategori ini berwarna abu-abu.
Membangun Ekonomi Sirkular dari Tabungan Sampah
Di tengah perekonomian dunia yang sedang tidak baik-baik saja ini, Bank Sampah Bersinar hadir membawa harapan baru, lingkungan hijau yang bersih, sehat, dan membangun ekonomi sirkular. Memberdayakan masyarakat dengan pendekatan inovatif, dimana sampah bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Mengubah sampah menjadi aset, menabung sampah menjadi berkah, dan hanya bermodal sampah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampah ditukar dengan sembako, bayar listrik dari sampah yang telah dipilah, bahkan bayar rumah dengan nabung sampah.
“Tabungan hijau”, sebuah istilah kiasan cara menabung dengan sampah untuk kebersihan lingkungan dan ramah lingkungan yang diprakarsai Bank Sampah Bersinar terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian sirkular masyarakat Bandung dan sekitarnya. Masyarakat memperoleh keuntungan finansial dari “tabungan hijau” ini dan nilai plusnya dari bisa ikut andil menjaga keberlanjutan lingkungan sebagai upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan alam.
Inovasi dari sampah yang digunakan sebagai modal awal untuk menggerakkan perekonomian dan pemberdayaan masyarakat. Ekonomi sirkular menjadi model ekonomi yang ramah lingkungan.
Ekonomi sirkular berfokus pada tiga prinsip pengelolaan sampah 3R, yaitu: reduce (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang). 3R ini bertujuan untuk mengurangi limbah, mengurangi dampak lingkungan, memaksimalkan penggunaan sumber daya, dan membuka peluang ekonomi berkelanjutan.
Penutup
“Tabungan hijau” yang ditawarkan oleh Bank Sampah Bersinar membawa perubahan dari sampah menuju cahaya. Tumpukan sampah yang memprihatinkan setiap mata yang melihatnya, muncul secercah harapan untuk kita ikut berkontribusi menyelamatkan bumi ini.
Bank Sampah Bersinar melahirkan peluang dari sampah menjadi berkah. Berkah finansial penggerak ekonomi sirkular, kebersihan lingkungan, dan menyelamatkan jutaan nyawa dari kehancuran alam dan kekurangan finansial.