Masya Allah, hari ini rasanya seperti reuni alumni Sekolah Perempuan. Hangat. Akrab. Menguatkan.
Sekolah Perempuan adalah sekolah menulis buku yang saya dirikan sejak 2013. Hingga hari ini, Alhamdulillah sudah berjalan lebih dari 54 gelombang. Dari awal fokus menulis buku solo, lalu berkembang ke buku antologi dalam beberapa tahun terakhir. Semua dengan satu tujuan: melahirkan perempuan yang berani bersuara lewat tulisan, dan bertumbuh lewat karya.
Di Jakarta kali ini, saya bersama ditemani Ummi Aleeya, partner bisnis Indscript Creative di divisi Indscript Academy, sekaligus alumni jempolan Sekolah Perempuan angkatan 2014.
Dari proses panjang itulah Ummy Aleeya hari ini tumbuh bukan hanya sebagai penulis, tapi juga pebisnis yang karya dan jalannya sangat selaras dengan Indscript.
Kami bertemu dengan Ibu Rina dan Ibu Sri, dua penulis produktif yang akan juga terlibat aktif dalam Gerakan Literasi Islami.
Meski pertemuan kami tidak terlalu lama, ada satu pesan penting yang ingin saya titipkan dan tekankan:
1. Menulis bisa menjadi profesi.
2. Menulis bisa menjadi sumber income.
Asal dijalani dengan serius.
Namun, dunia penulisan tidak cukup hanya berhenti pada menulis. Ia harus berjalan beriringan dengan sales dan marketing. Ini adalah bekal penting agar seorang penulis bisa langgeng, bertahan, dan terus bertumbuh.
Tulisan yang baik perlu jalan agar sampai ke pembacanya. Alhamdulillah, mereka memahami itu.
Saya selalu bahagia melihat alumni-alumni Sekolah Perempuan menemukan bentuk ikhtiar terbaiknya masing-masing.
Untuk teman-teman Sekolah Perempuan di mana pun berada, boleh dong berbagi…sudah sejauh mana perjalanan Anda di dunia penulisan hari ini?
