19.1 C
New York
Jumat, Juni 27, 2025

Buy now

spot_img

Lakukan Apa yang Pernah Anda Ucapkan

Saat saya menjabat sebagai Kepala Pusat Sains dan Teknologi Terapan (PSTNT) BATAN Bandung, saya pernah menyampaikan kepada rekan-rekan sekerja saya sebuah kebijakan yang saya rasa sangat penting. Saya mengimbau agar setiap pegawai yang memasuki masa purnabakti menuliskan sebuah buku memori kerja. Kebijakan ini saya ambil dengan niat agar setiap pegawai dapat menghargai dan mendokumentasikan perjalanan panjang yang telah mereka lewati setelah puluhan tahun bekerja di kantor. Namun, lebih dari itu, saya ingin setiap individu mulai merancang portofolio kehidupannya sejak hari pertama bekerja hingga memasuki masa pensiun. Saya percaya, portofolio ini tidak hanya penting bagi diri mereka sendiri, tetapi juga dapat diwariskan kepada anak-anak atau bahkan cucu mereka, menjadi sumber inspirasi yang tak ternilai harganya.

Setiap pegawai yang telah mengabdi selama puluhan tahun tentu memiliki pengalaman dan kisah hidup yang unik dan berharga untuk diwariskan kepada generasi penerus. Melalui tulisan, kita bisa mencatatkan setiap langkah yang telah ditempuh, baik itu pencapaian besar ataupun momen-momen kecil yang sering kali terlupakan. Jejak yang ditinggalkan akan menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka dalam dunia kerja, namun juga dalam alam kehidupan yang lebih luas. Menulis bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi dampak bagi orang lain, baik yang berada di sekitar kita maupun yang akan datang.

Setiap individu yang telah bekerja dengan penuh dedikasi pasti memiliki legasi—warisan yang tak ternilai. Warisan ini bisa berbentuk pencapaian luar biasa, namun tidak jarang juga datang dalam bentuk momen-momen kecil yang menyentuh hati, yang akan terus dikenang. Buku yang ditulis sebagai kenangan dan refleksi atas perjalanan hidup ini pada akhirnya akan menjadi doa dan warisan bagi dunia, yang mencatatkan siapa kita, bagaimana kita berkontribusi pada masyarakat, dan bagaimana kita memberi dampak bagi kehidupan sekitar kita.

Saya mencoba untuk menuliskan kisah ini dengan tujuan untuk berbagi tentang apa yang sesungguhnya terjadi setelah saya mengucapkan kata-kata tersebut. Terkadang kita tidak sadar bahwa kata-kata yang kita ucapkan bisa menjadi doa, yang kemudian terwujud dalam kehidupan nyata. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Mengapa kata-kata kita memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari yang kita duga? Inilah yang ingin saya bagi dalam tulisan ini—sebuah perjalanan yang memberi pelajaran berharga, yaitu untuk selalu berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata, karena kata-kata itu akan mengarahkan kita menuju takdir kita di alam ini.

Menunjukkan Keteladanan Terhadap Ucapan

Saya sadar bahwa ucapan saya mengenai pentingnya menulis buku memori kerja bukanlah hal yang bisa saya ucapkan begitu saja. Sebagai seorang pemimpin, saya memiliki tanggung jawab untuk menepati kata-kata saya. Kata-kata itu bukan sekadar ucapan belaka, tetapi doa yang mencerminkan komitmen saya dalam perjalanan hidup. Saya harus mewujudkan apa yang saya katakan dengan tindakan nyata, meskipun rekan-rekan kerja yang dulu saya instruksikan mungkin sudah tidak lagi mengingatnya. Bagi saya, menunjukkan keteladanan melalui tindakan adalah bagian dari perjalanan saya untuk memperkuat dan menghidupkan kembali kata-kata yang pernah saya ucapkan.

Setiap kata yang kita ucapkan adalah doa yang memiliki potensi besar untuk mewujudkan impian. Kata-kata adalah benih yang kita tanam di alam kehidupan. Ketika kita mengucapkannya dengan penuh keyakinan, alam semesta akan membantu kita menemukan jalan yang sesuai dengan kata-kata tersebut. Kata-kata itu menjadi petunjuk yang memandu langkah kita dan harapan yang mendorong kita untuk terus maju, menuju kehidupan yang kita impikan.

  1. Bertemu dengan INDSCRIPT

Inspirasi dari Teh Indari Mastuti. Pertemuan saya dengan INDSCRIPT di bawah bimbingan Teh Indari Mastuti memberikan pencerahan yang luar biasa. Saya belajar bagaimana cara menulis buku dengan cepat, sehingga saya bisa memenuhi perkataan yang pernah saya ucapkan kepada rekan-rekan kerja saya di masa lalu. Ternyata, pertemuan saya dengan INDSCRIPT membawa saya lebih dekat pada apa yang pernah saya katakan dahulu. Program kursus penulisan buku selama 8 jam, yang diikuti dengan penerbitan dalam 30 hari, membuka jalan bagi saya untuk mewujudkan perkataan saya menjadi kenyataan.

Berbekal inspirasi dari INDSCRIPT, saya berhasil menulis buku “Radiasi Di Sekitar Kita: Dari Alam hingga Kecelakaan Nuklir”. Buku ini menjadi bukti nyata dari kata-kata saya yang dulu hanya berupa harapan. Ini adalah perjalanan saya untuk mewujudkan impian yang telah saya ucapkan, membuktikan bahwa dalam alam kehidupan ini, apa yang kita ucapkan dapat membimbing kita menuju kenyataan.

  1. Menyerahkan Buku Kepada Pimpinan

Awalnya, saya bertanya-tanya kepada diri sendiri, “Buku yang saya tulis ini, akan saya serahkan kepada siapa?” Pimpinan saya tidak pernah meminta saya untuk menulisnya, sehingga rasanya agak aneh jika saya tiba-tiba menyerahkan buku ini kepada mereka. Namun, dengan semangat yang ditularkan oleh Teh Indari, saya disarankan untuk menyampaikan buku tersebut kepada orang-orang yang mengambil kebijakan, dan tentunya, dalam hal ini, pimpinan lembaga.

Akhirnya, setelah membuat perjanjian untuk bertemu, saya merasa terhormat bisa menyerahkan buku saya kepada pimpinan saya di BRIN, yaitu Kepala BRIN, Bapak Dr. Ir. Laksamana Tri Handoko, M.Sc. Beliau sangat terkesan dengan buku ini karena ditulis dengan semangat untuk mewariskan pengetahuan yang saya peroleh selama bekerja di BATAN dan BRIN. Beliau juga sangat mendukung saya untuk mewujudkan pengalaman yang saya miliki menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat.

Saat itu, saya tertegun sejenak. Bukankah kejadian ini mirip dengan apa yang pernah saya alami ketika staf saya yang pensiun menyerahkan memori kerjanya kepada saya? Ya, apa yang pernah saya ucapkan dengan tulus kepada orang lain, itulah yang saya alami sendiri. Ini adalah contoh nyata bagaimana kata-kata kita dan doa yang kita ucapkan direspons oleh orang-orang di sekitar kita, yang juga menjadi bagian dari alam kehidupan kita.

Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Laksamana atas keterbukaannya dalam menerima buku ini. Lebih dari itu, beliau membuka peluang bagi saya untuk berkolaborasi di masa depan. Hal ini mengingatkan saya bahwa dalam kehidupan, kata-kata kita bukan hanya diucapkan begitu saja, tetapi bisa mengarah pada kesempatan-kesempatan yang mungkin datang sebagai respons dari alam kehidupan ini.

  1. Belajar dari Buku The Secret

Buku “The Secret” mengajarkan kita tentang hukum tarik-menarik, di mana alam semesta akan membantu kita mewujudkan apa yang kita inginkan jika kita benar-benar menginginkannya. Ucapan kita, yang bisa kita sebut sebagai doa, akan diterima oleh alam dan dipandu untuk menjadi kenyataan. Saya semakin percaya bahwa setiap kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menarik kita menuju tujuan yang kita inginkan.

Saya semakin yakin bahwa kata-kata kita adalah doa yang sangat kuat. Doa yang kita ucapkan dapat mempengaruhi masa depan kita dan arah kehidupan kita. Kata-kata yang diucapkan dengan penuh keyakinan bisa membimbing kita untuk menemukan jalan menuju impian kita, bahkan ketika kita tidak menyadari bahwa kita telah mengucapkannya.

Namun, sebaliknya, kata-kata kita juga dapat menjadi hal yang merugikan diri kita sendiri jika yang kita ucapkan adalah kata-kata dusta, sumpah serapah, kutukan, atau hal-hal negatif lainnya. Kata-kata negatif ini dapat menciptakan hambatan dalam perjalanan hidup kita, mengarahkan kita pada hasil yang tidak diinginkan, dan memengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dalam memilih kata-kata, karena mereka memiliki kekuatan untuk membentuk takdir kita.

  1. Menjadi Bukti Bahwa Kata-Kata Bisa Menjadi Kenyataan

Dari perjalanan ini, saya menyadari bahwa apa yang saya ucapkan dulu tentang menulis buku kini telah menjadi kenyataan. Bahkan lebih dari itu, hal tersebut menjadi titik awal bagi saya untuk mewujudkan impian-impian yang lebih besar lagi. Kata-kata yang dulunya saya ucapkan kini menjadi pedoman hidup saya, yang membawa saya menuju perjalanan baru.

Terbukti sekarang bahwa alam kehidupan yang kita jalani adalah tempat kita belajar. Dalam setiap langkah dan tantangan yang kita hadapi, kita belajar untuk mengucapkan kata-kata dengan bijak. Alam kehidupan mengajarkan kita bahwa apa yang kita tanam melalui kata-kata akan kita tuai di masa depan. Setiap langkah adalah pelajaran, dan setiap ucapan adalah langkah kita menuju masa depan yang lebih baik.

Jika alam semesta saja dapat menuntun kita menuju masa depan yang lebih baik, apalagi jika kita percaya bahwa alam ini adalah ciptaan Tuhan. Tentu saja, Tuhan pun akan menuntun kita ke jalan yang jauh lebih baik.

  1. Kesimpulan: Lakukan Apa yang Pernah Anda Ucapkan

Saya telah belajar bahwa kata-kata yang kita ucapkan bukan hanya sekadar suara kosong. Kata-kata adalah doa yang bisa menjadi kenyataan, asalkan kita berkomitmen untuk melangkah menuju tujuan tersebut. Dalam setiap langkah hidup, pastikan kata-kata yang Anda ucapkan adalah kata-kata yang penuh makna, dan mengarah pada impian yang ingin Anda capai. Sebaliknya berhati-hatilah kita dalam berkata-kata karena itu bisa berbalik kepada kita

Jangan takut untuk mengucapkan impian Anda, Alam Menuntun Kita Menuju Keberhasilan. Alam kehidupan ini akan menuntun Anda untuk mewujudkannya. Setiap kata yang Anda ucapkan, ketika datang dari hati yang tulus, akan menjadi jalan Anda menuju langkah berikut yang lebih besar. Lakukan apa yang Anda ucapkan, dan alam akan menuntun Anda ke tempat yang lebih baik.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles