Alhamdulillah, setelah tiga tahun sejak peluncuran buku pertamanya, hari ini saya kembali bertemu dengan Ibu Dessy Arnas — professional coach dengan jam terbang tinggi dan pengalaman panjang di dunia pengembangan manusia dan organisasi.
Pertemuan ini terasa sangat bermakna. Bukan sekadar temu kangen, melainkan diskusi serius tentang buku kedua yang akan beliau hadirkan.
Buku ini bukan sekadar lanjutan, tetapi disiapkan sebagai black card—penanda kelas, kredibilitas, dan kedalaman pemikiran beliau sebagai coach dengan niche B2B.
Di tengah kesibukan beliau yang luar biasa, kami berbincang tentang bagaimana buku ini harus benar-benar mencerminkan keautentikan Ibu Dessy Arnas: cara berpikirnya, nilai yang ia pegang, serta pengalaman mendampingi para pemimpin dan organisasi.
Buku ini harus menjadi representasi dirinya—tenang, tajam, dan berpengaruh.
Sebagai bagian dari pertemuan ini, saya juga menyelipkan Ciomy sebagai oleh-oleh untuk perjalanan beliau ke Jepang. Sebuah simbol kecil bahwa karya dan kebaikan memang pantas berjalan jauh, lintas negara, lintas peran.
Pertemuan hari ini kembali menguatkan saya pada satu hal: peran saya di Indscript bukan mengurus manajemen, melainkan menjadi penjaga narasi, penguat positioning, dan pendamping lahirnya legacy para tokoh.
Dan hari ini, saya kembali yakin, bahwa buku yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk orang yang tepat adalah salah satu bentuk pertolongan Allah yang paling indah.
“Buku bukan hanya karya tulis. Bagi seorang profesional, ia adalah black card—yang membuka pintu, memperkuat kredibilitas, dan meninggalkan jejak.”
